BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
PersalinanLetakSungsang
merupakan letak membujur dengan kepala janindi fundus uteri.Kejadiannya sekitar
3-4 % tetapi mempunyai angka morbiditas dan mortalitas janin yang tinggi. Yang
di sebabbkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu Panggul sempit, Terdapat
lilitantali pusat pendek, Kelainan uterus, Terdapat tumor dipelvis minor yang
mengganggumasukkepalajaninke PAP, placenta previa dan kehamilan ganda. Terdapat
dua mekanisme dalam kejadian letak sungsang yaitu Mulai dari bokong relative
kecil, makin besar pada bahu dan persalinan kepala paling sulit dan yang kedua
yaitu Persalinan yang masih mungkin dapat dilakukan hanyapertolongan menurut
brach. Untuk penanganan dengan versi luar dapat di lakukan dengan berbagai
macam pertimbangan yaitu saat kehamilan dengan umur kehamilan sekitar 35-36
minggu, masih mudah dilakukan karena air ketuban masih banyak dan bagian terendah belummasuk PAP dan juga saat
persalinan dengan pertimbangan pembukaan kurang dari 4 cm, ketuban masih intak,
dan bagian terendah janin belum masuk PAP.
1.2 Tujuan
a.
Tujuan
umum
Untuk
menjadikan penambahan ilmu pengetahuan terhadap masyarakat untuk selalu
memeriksakan kehamilannnya sehingga apabila terjadi kelainan seperti letak
sungsang dapat lebih dini untuk di ketahui sehingga bias mendapatkan penanganan
segera dan semaksimal mungkin, serta untuk tenaga kesehatan dapat menjadi bahan
belajar yang lebih baik lagi sehingga dalam memberikan asuhan dan penanganana
pelayanan kesehatan yang khususnya berkaitan dengan persalinan letak sungsang
dapat lebih kompeten.
b.
Tujuan
khusus
-Bagi
mahasiswa
Untuk
menjadi bahan belajar mahasiswa dalam pengembangan pengetahuan terhadap
kejadian persalinan letak sungsang sehingga saat terjun ke lapanagan sudah
mampu menerapkan ilmu-ilmunya dalam penagnganan persalinan dengan letak
sungsang.
-Bagi
institusi
Untuk
mengembangkan cara belajar mengajar dalam lingkup institusi dan mampu mencetak
enaga-tenaga kesehatan yang kompeten dan dapat memberikan pelayanan yang baik
bagi masyarakat
1.3
Rumusan Masalah
2. Apa
yang di maksud dengan letak sungsang?
3. Bagaimana
pengananan persalinan dengan letak sungsang?
4. Bagaimana
bentuk-bentuk penangnan persalinan letak sungsang yang baik dan benar?
5. Komplikasi
apa saja yang dapat di timbulkan saat persalinan dengan letak sungasang?
1.4 Manfaat
Agar
masyarakat lenbih aktif dalam malakukan pemeriksaan ANC sehingga dapat dengan
dini mngetahui apa bila terjadi kelainan seperti letak sungsang sehingga saat
persalinan dapat di lakukan penganaan yang maksimal, dan bagi tenaga kesehatan
dapat lebih dini memantau perkembangana janin dan poisisi janin, apakah sudah
tepat ataukah mengalami kelainan letak seperti letak sungsang dan dapat
memberikan penangana dan asuhan persalinan yang kompeten dan meminimalkan
terjadinya trauma terhadap ibu maupun bayi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
1.
Letak sungsang merupakan letak membujur dengan kepala janin di fundus
uteri (manuaba, 2001 : 237).
2.
Kehamilan letak sungsang yaitu janin
terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong bagian bawah kavum
uteri (Prawiroharjo, Sarwono 1999).
3. Letak sungsang adalah janin yang letaknya membujur
atau memanjang dalam rahim, kepala berada di fundus dan bokong di bawah
(Mochtar, 1998 : 350).
4. Presentasi sungsang terjadi bila bokong atau
tungakai janin berpresentasi ke dalam pelvis ibu (Hacker, 2001 : 254).
5. Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum
uteri (wiknjosastro, 2006 : 606).
6. Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan
bahwa letak sungsang adalah suatu keadaan dimana letak pada janin memanjang
dengan posisi kepala berada di fundus uteri.
2.2 Klasifikasi :
Menurut Mochtar ( 1998 ) klasifikasi Letak Sungsang adalah :
1.2.1 Letak bokong murni (Fank Breech)
Letak bokong dengan kedua tunkai terangkat keatas
1.2.2 Letak
sungsang sempurna (Campliete Breech)
Letak bokong
dimana kaki ada disamping bokong (Letak bokong sempurna atau lipat kijang).
1.2.3 Letak sungsang kaki atau lutut
Letak
sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut,
terdiri dari :
·
kaki
- letak kaki sempurna (24%)
-Satu kaki : letak kaki tidak sempurna
·
Kedua lutut
-
letak lutut
sempurna (1%)
-
Satu lutut :
letak lutut tidak sempurna
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obsetri jilid 1 edisi 2, 1998)
2.3 Etologi
2.3.1
Sudut Ibu
a. Keadaan
rahim
- Rahim arkuatus
- Setum pada rahim
- Uterus Dupletis
- Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan
plasenta
- Plasenta retak rendah
- Plasenta previa
c. Keadaan
jalan lahir
- Kesempitan panggul
- Difermitas tulang panggul
- Terdapat tumor yang menghalangi jalan lahir dan perputaran keposisi
kepala
c. Sudut janin
Pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang
- Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
- Hidrosefalus atau Anensefalus
- Kehamilan kembar
- Hidramneon atau Oligohidramneon
- Prematuritas
2.4 Diagnosa
2.4.1 Anamnesa
Kehamilan terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak
dibagian bawah.
2.4.2 Pemeriksaan
luar
Dibagian bawah uterus tidak teraba kepala, balutemen negative, teraba
kepala dibagian fundus uteri, denyut jantung janin ditemukan setinggi atau
sedikit lebih tinggi dari pada umbilikus
2.4.3 Pemeriksaan dalam
Setelah ketuban pecah teraba cakrum, kedua tuberalitas iskit, dan anus,
bila teraba bagian kecil bedakan apakah kaki atau tangan
(FKUI, Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 edisi 3, 1999)
2.4.4 Pemeriksaan foto rongen
Bayangan kepala difundus
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obsetri jilid 1 edisi 2, 1998)
2.5 Mekanisme Persalinan Letak sungsang Fisiologis
Bokong masuk PAP dapat melintang
atau miring mengikuti jalan lahir dan melakukan putar paksi dalam sehingga
trachcanter depan berada dibawah simpesis dengan trachcenter depan sebagai
hipamoklion, akan lahir trachcenter belakang, dan selanjunya seluruh bokong
lahir, sementara itu bahu memasuki jalan lahir dan mengikuti jalan lahir untuk
melakukan putar paksi dalam sehingga bahu depan berada dibawah simpisis, dengan
bahu depan sebagai hipomoklion akan lahir bahu belakang bersama dengan tangan
belakang, diikuti kelahiran bahu depan dan tangan depan.
Bersamaan dengan kelahiran bahu,
kepala bayi memasuki jalan lahir dapat melintang atau miring, serta melakukan
putar paksi dalam sehingga sub occiput berada dibawah simpisis, sub occiput
menjadi hipomoklion, berturut-turut akan lahir dagu, mulut, hidnug, muka kepala
dan seluruhnya.
Persalinan kepala yang mempunyai
terbatas sekitar 8 menit, setelah bokong lahir melampoui batas 8 menit dapat
menimbulkan kesakitan atau kematian pada bayi.
Jenis pimpinan
persalinan sungsang
1. Persalinan
pervaginanam
Berdasarkan
tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam, persalinan per vaginam
di bagi menjadi 3 yaitu :
a. Persalinan
spontan ( spontaneous breech ). Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu
sendiri. Cara ini lazim disebut cara Bracht.
b. Manual
aid ( partial breech extraction; assisted breech delivery ). Janin dilahirkan
sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga
penolong.
c. Ekstraksi
sungsang ( total breech extraction). Janin dilahirkan seluruhnya dengan mamakai
tenaga penolong.
2. Persalinan
per abdominam ( seksio sesarea).
1. PROSEDUR
PERSALINAN SPONTAN
Tahapan
1. Tahap
pertama: fase lambat, yaitu mulai lahirnya bokong sampai pusar (skapula depan).
Disebut fase lambat karena fase ini hanya untuk melahirkan bokong, yaitu bagian
janin yang tidak berbahaya.
2. Tahap
kedua: fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut.
Disebut fase cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk pintu atas
panggul, sehingga kemungkinan tali pusat terjepit. Oleh karena itufase ini
harus segera diselesaikan dan tali pusat segera dilonggarkan. Bila mulut sudah
lahir, janin dapat bernafas lewat mulut.
3. Tahap
ketiga: fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir.
Disebut fase lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang bertekanan
tinggi (uterus), ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah, sehingga kepala
harus dilahirkan secara perlahan-lahan untuk menghindari terjadinya perdarahan
intra kranial ( adanya ruptura tentorium serebelli ).
Teknik
1. Sebelum
melakukan pimpinan persalinan penolong harus memperhatikan sekali lagi
persiapan untuk ibu, janin, maupun penolong. Pada persiapan kelahiran janin
harus selalu disediakan cunam Pipier.
2. Ibu
tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berdiri di depan vulva. Ketika
timbul his ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha. Pada waktu
bokong mulai membuka vulva (crowning) disuntikkan 2-5 unit oksitosin intra
muskulus. Pemberian oksitosi ini ialah untuk merangsang kontraksi rahim
sehingga fase cepat dapat diselesaikan dalam 2 his berikutnya.
3. Episiotomi
dikerjakan pada saat bokong membuka vulva. Segera setelah bokong lahir, bokong
dicengkam secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang
paha, sedangkan jari-jari lain memegang panggu.
4. Pada
setiap his ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak sangat
teregang, tali pusat dikendorkan lebih dahulu.
5. Kemudian
penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin guna mengikuti gerakan rotasi
anterior, yaitu punggung janin di dekatkan ke perut ibu. Penolong hanya
mengikuti gerakan ini tanpa melakukan tarikan, sehingga gerakan tersebut hanya
disesuaikan dengan gaya berat badan janin. Bersamaan denga di mulainya gerakan
hiperlordosis ini, seorang asisten melakukan ekspresi Kristeller pada fundus
uterus, sesuai dengan sumbu panggul. Maksud ekspresi Kristeller ini ialah:
a. Agar
tenaga mengejan lebih kuat, sehingga fase cepat dapat segera diselesaika
(berakhir).
b. Menjaga
agar kepala janin tetap dalam posisi fleksi.
c. Menghindari
terjadinya ruang kosong antara fundus uterus dan kepala janin, sehingga tidak
terjadi lengan menjungkit.
6. Dengan
gerakan hiperlordosis ini berturu-turut lahir pusar, perut, bahu dan lengan,
dagu, mulut dan akhirnya seluruh kepala.
7. Janin
yang baru lahir diletakkan di perut ibu. Seoran asisten segera menghisap lendir
dan bersamaan itu penolong memotong tali pusat.
Keuntungan
a. Tangan
penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir, sehingga mengurangi bahaya infeksi.
b. Cara
ini adalah cara yang paling mendekati persalinan fisiologik, sehingga
mengurangi trauma pada janin.
Kerugian
a. 5-10 %
persalinan secara Bracht mengalami kegagalan, sehingga tidak semua persalinan
letak sungsang dapat dipimpin dengan cara Bracht.
b. Persalinan
secara Bracht mengalami kegagalan terutama dalam keadaan panggul sempit, janin
besar, jalan lahir kaku misalnya pada primigravida, adanya lengan menjungkit
atau menunjuk.
2.
PROSEDUR
MANUAL AID
(PARTIAL
BREECH EXTRACTION)
Indikasi
- Persalinan secara Bracht mengalami kegagalan, misalnya bila terjadi kemacetan baik pada waktu melahirkan bahu atau kepala.
- Dari semula memang hendak melakukan pertolongan secara manual aid.Di negara Amerika sebagian besar ahli kebidanan cenderung untuk melahirkan letak sungsang secara manual aid, karena mereka menganggap bahwa sejak pusar lahir adalah fase yang sangat berbahaya bagi janin, karena pada saat itulah kepala masuk ke dalam pintu atas panggul, dan kemungkinan besar tali pusat terjepit diantara kepala janin dan pintu atas panggul.
Tahapan
- Tahap pertama, lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan kekuatan tenaga ibu sendiri.
- Tahap kedua, lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong.
Cara
/ teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah secara:
a. Klasik
( yang seringkali disebut Deventer)
b. Mueller
c. Lovset
d. Bickenbach
- Tahap ketiga, lahirnya kepala.
Kepala
dapat dilahirkan dengan cara:
a. Mauriceau
(Veit – Smellie)
b. Najouks
c. Wigand
Martin – Winckel
d. Prague
terbalik
e. Cunam
Piper
Teknik
Tahap pertama : dilakukan persalinan secara Bracht sampai
pusar lahir.
Tahap kedua : melahirkan bahu dan lengan oleh penolong.
Cara Klasik
- Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini ialah melahirkan lengan belakang lebih dahulu, karena lengan belakang berada di ruangan yang lebih luas (sakrum), baru kemudian melahirkan lengan depan yang berada di bawah simfisis. Tetapi bila lengan depan sukar dilahirkan, maka lengan depan diputar menjadi lengan belakang, yaitu dengan memutar gelang bahu ke arah belakang dan baru kemudian lengan belakang ini dilahirkan.
- Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin, sehingga perut janin mendekati perut ibu.
- Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fosa kubiti kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolah – olah lengan bawah mengusap muka janin.
- Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga punggung janin mendekati punggung ibu.
- Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan.
- Bila lengan depan sukar dilahirkan, maka harus diputar menjadi lengan belakang. Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicengkam dengan kedua tangan penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari tangan penolong terletak dipunggung dan sejajar dengan sumbu badan janin sedang jari – jari lain mencengkam dada. Putaran diarahkan ke perut dan dada janin, sehingga lengan depan terletak di belakang. Kemudian lengan belakang ini dilahirkan dengan teknik tersebut di atas.
- Deventer melakukan cara Klasik ini dengan tidak mengubah lengan depan menjadi lengan belakang. Cara ini lazim disebut cara Deventer. Keuntungan cara Klasik ialah pada umumnya dapat dilakukan pada semua persalinan letak sungsang, sehingga jari penolong harus masuk ke dalam jalan lahir yang dapat menimbulkan infeksi.
Cara Mueller
- Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller ialah melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan bahu dan lengan belakang.
- Bokong janin dipegang secara femuro – pelviks (duimbekken greep) yaitu kedua ibu jari penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari telunjuk pada krista iliaka dan jari – jari lain mencengkam paha bagian depan. Dengan pegangan ini badan janin ditarik curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan tampak di bawah simfisis, dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan bawahnya.
- Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, maka badan janin yang masih dipegang secara femuro – pelviks ditarik ke atas, sampai bahu belakang lahir. Bila bahu belakang tidak lahir dengan sendirinya, maka lengan belakang dilahirkan dengan mengait lengan bawah dengan kedua jari penolong. Keuntungan dengan teknik Mueller ini ialah tangan penolong tidak masuk jauh ke dalam jalan lahir, sehingga bahaya infeksi minimal.
Cara Lovset
- Prinsip persalinan secara Lovset ialah memutar badan janin dalam setengah lingkaran bolak – balik sambil dilakukan traksi curam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir dibawah simfisis. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa adanya inklinasi antara pintu atas panggul dengan sumbu panggul dan bentuk lengkungan panggul yang mempunyai lengkungan depan lebih pendek dari lengkungan di belakang, sehingga setiap saat bahu belakang selalu dalam posisi lebih rendah dari bahu depan
- Badan janin dipegang secara femuro – pelviks dan sambil dilakukan traksi curam ke bawah badan janin diputar setengah lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu depan. Kemudian sambil dilakukan traksi, badan janin diputar kembali ke arah yang berlawanan setengah lingkaran, demikian seterusnya bolak – balik, sehingga bahu belakang tampak di bawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.
- Bila lengan janin tidak dapat lahir dengan sendirinya, maka lengan janin ini dapat dilahirkan dengan mengait lengan bawah dengan jari penolong
- Keuntungan cara Lovset.
a. Teknik
yang sederhana dan jarang gagal
b. Dapat
dilakukan pada segala macam letak sungsang tanpa memperhatikan posisi lengan.
c. Tangan
penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir, sehingga bahaya infeksi minimal.
- Cara Lovset ini dianjurkan dalam memimpin persalinan letak sungsang pada keadaan – keadaan dimana diharapkan akan terjadi kesukaran, misalnya:
a. Primigravida
b. Janin
yang besar
c. Panggul
yang relatif sempit
Cara Bickenbach’s
Prinsip persalinan secara
Bickenbach’s ialah merupakan kombinasi antara cara Mueller dengan cara Klasik.
Teknik ini hampir sama dengan cara Klasik.
Melahirkan lengan menunjuk (nuchal arm)
- Yang dimaksud lengan menunjuk ialah bila salah satu lengan janin melingkar dibelakang leher dan menunjuk ke suatu arah. Berhubung dengan posisi lengan semacam ini tidak mungkin dilahirkan karena tersangkut di belakang leher, maka lengan tersebut harus dapat diubah sedemikian rupa, sehingga terletak di depan dada.
- Bila lengan belakang yang menunjuk, maka badan atas janin dicengkam dengan kedua tangan penolong, sehingga kedua ibu jari diletakkan pada punggung janin sejajar sumbu panjang badan. Sedangkan jari – jari lain mencengkam dada. Badan anak diputar searah dengan arah lengan menunjuk ke arah belakang (sakrum), sehingga lengan tersebut terletak di depan dada dan menjadi lengan belakang. Kemudian lengan ini dilahirkan dengan cara Klasik.
- Bila lengan depan yang menunjuk, maka dilahirkan dengan cara yang sama, hanya cara memegang badan atas dibalik, yaitu ibu jari diletakkan di dada dan jari lain mencengkam punggung.
Melahirkan lengan menjungkit
Yang dimaksud lengan menjungkit
ialah bila lengan dalam posisi lurus ke atas di samping kepala. Cara terbaik
untuk melahirkan lengan menjungkit ialah dengan cara Lovset. Perlu diingat,
bila sedang melakukan pimpinan persalinan secara Bracht, kemudian terjadi
kemacetan tersebut karena kelainan posisi lengan tersebut di atas.
Tahap
ketiga: melahirkan kepala yang menyusul ( after coming head ).
Cara Mauriceau ( Veit – Smellie)
- Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam jalan lahir. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk, dan jari keempat mencengkam fosa kanina, sedang jari lain mencengkam leher. Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong, seolah – olah janin menunggang kuda.
Jari
telunjuk dan jari ketiga penolong yang lain mencengkam leher janin dari arah
punggung.
- Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil seorang asisten melakukan ekspresi Kriteller. Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh tangan penolong yang mencengkam leher janin dari arah punggung. Bila suboksiput tampak di bawah simfisis, kepala janin dielevasi ke atas dengan siboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut – turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi, ubun – ubun besar dan akhirnya lahirlah seluruh kepala janin.
Cara Naujoks
Teknik ini dilakukan bila kepala
masih tinggi, sehingga jari penolong tidak dapat dimasukkan ke dalam mulut
janin. Kedua tangan penolong mencengkam leher janin dari arah depan dan
belakang. Kedua tangan penolong menarik bahu curam ke bawah dan bersamaan
dengan ini seorang asisten mendorong kepala janin ke arah bawah. Cara ini tidak
dianjurkan karena menimbulkan trauma yang berat pada sumsum tulang di daerah
leher.
Cara Prague terbalik
Teknik Prague terbalik dipakai bila
oksiput dengan ubun – ubun kecil berada di belakang dekat sakrum dan muka janin
menghadap simfisis. Satu tangan penolong mencengkam leher dari arah bawah dan
punggung janin diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan penolong yang
lain memegang kedua pergelangan kaki. Kaki janin ditarik ke atas bersamaan
dengan tarikan pada bahu janin, sehingga perut janin mendekati perut ibu.
Dengan laring sebagai hipomoklion, kepala janin dapat dilahirkan
Cara cunam Piper
- Cunam Piper dibuat khusus untuk melahirkan kepala janin pada letak sungsang, sehingga mempunyai bentuk khusus, yaitu:
a. Daun
cunam berfenestra, yang mempunyai lengkungan panggul yang agak mendatar (baik
untuk pemasangan yang tinggi).
b. Tangkainya
panjang, melengkung ke atas dan terbuka, keadaan ini dapat menghindari kompresi
yang berlebihan pada kepala janin.
- Seorang asisten memegang badan janin pada kedua kaki, dan kedua lengan janin diletakkan di punggung janin. Kemudian badan janin dielevasi ke atas, sehingga punggung janin mendekati punggung ibu.
- Pemasangan cunam pada after coming head tekniknya sama dengan pemasangan cunam pada letak belakang kepala. Hanya pada kasus ini cunam dimasukkan dari arah bawah, yaitu sejajar dengan pelipatan paha belakang. Setelah suboksiput tampak di bawah simfisis, maka cunam dielevasi ke atas dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion, berturut – turut lahir dagu, mulut, muka, dahi dan akhirnya seluruh kepala lahir
3.
PROSEDUR
EKSTRAKSI SUNGSANG
Teknik
ekstraksi kaki
1. Setelah
persiapan selesai, tangan yang searah dengan bagian-bagian kecil janin
dimasukkan secara obstetric ke dalam jalan lahir, sedang tangan yang lain
membuka labia. Tangan yang di dalam mencari kaki depan dengan menelusuri
bokong, pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada
paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi. Tangan yang di luar mendorong
fundus uterus ke bawah. Setelah kaki bawah fleksi pergelangan kaki dipegang
oleh jari kedua dan jari ketiga dan dituntun keluar dari vagina sampai batas
lutut.
2. Kedua
tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakkan di
belakang betis sejajar sumbu panjang betis, dan jari-jari lain di depan betis.
Dengan pegangan ini, kaki janin di tarik curam ke bawah sampai pangkal paha
lahir.
3. Pegangan
dipindahkan pada pangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu jari di
belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan paha.
4. Pangkal
paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir. Kemudian pangkal paha
dengan pegangan yang sama dielevasi ke atas sehingga trokhanter belakang lahir.
Bila kedua trokhanter telah lahir berarti bokong lahir.
5. Sebaliknya
bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu, maka yang akan lahir lebih dulu
ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal
paha ditarik terus curam ke bawah.
6. Setelah
bokong lahir, maka untuk melahirkan janin selanjutnya dipakai teknik pegangan
femuro-pelviks. Dengan pegangan ini badan janin ditarik curam ke bawah sampai
pusar lahir.
7. Selanjutnya
untuk melahirkan badan janin yang lain dilakukan cara persalinan yang sama
seperti pada manual aid.
Teknik
ekstraksi bokong
1. Ekstraksi
bokong dikerjakan bila jenis letak sungsang adalah letak bokong murni (frank breech), dan bokong sudah berada
di dasar panggul, sehingga sukar untuk menurunkan kaki.
2. Jari
telunjuk tangan penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan ke
dalam jalan lahir dan diletakkan di pelipatan paha depan. Dengan jari telunjuk
ini, pelipatan paha dikaitkan dan ditarik curam ke bawah. Untuk memperkuat
tenaga tarikan ini, maka tangan penolong yang lain mencengkam pergelangan
tangan tadi, dan turut menarik curam ke bawah.
3. Bila
dengan tarikan ini trochanter depan mulai tampak di bawah simfisis, maka jari
telunjuk penolong yang lain segera mengait pelipatan paha ditarik curam ke
bawah sampai bokong lahir.
4. Setelah
bokong lahir, bokong dipegang secara femuro-pelviks (duimbekken greep), kemudian janin dapat dilahirkan dengan cara
manual aid.
Penyulit
1. Sufokasi.
Bila sebagian besar badan janin sudah lahir, terjadilah pengecilan rahim,
merangsang janin untuk bernafas. Akibatnya darah, mucus, cairan amnion dan
mekonium akan diaspirasi, yang dapat menimbulkan sufokasi. Badan janin yang
sebagian sudah berada di luar rahim, juga merupakan rangsangan yang kuat untuk
janin bernafas.
2. Asfiksia fetalis.
Selain akibat mengecilnya uterus pada waktu badan janin lahir, yang menimbulkan
anoksia, maka anoksia ini diperberat lagi, dengan bahaya terjepitnya tali pusat
pada waktu kepala masuk panggul (fase cepat).
3. Kerusakan jaringan otak.
Trauma pada otak janin terjadi, khususnya pada panggul sempit atau adanya
disproporsi sefalo-pelvik, servik yang belum terbuka lengkap, atau kepala janin
yang dilahirkan secara mendadak, sehingga timbul dekompresi.
4. Fraktur pada
tulang-tulang janin.
Kerusakan
pada tulang janin dapat berupa:
a. Fraktur
tulang-tulang kepala.
b. Fraktur
humerus ketika hendak melahirkan lengan yang menjungkit (extended)
c. Fraktur
klavikula ketika melahirkan bahu yang lebar.
d. Paralisis
brakialis
e. Fraktur
femur
f. Dislokasi
bahu
g. Dislokasi
panggul terutama pada waktu melahirkan tungkai yang sangat ekstensi (flexi
maksimal)
h. Hematoma
Mengingat
penyulit pada janin akibat persalinan pervaginam cukup berat, maka perlu
dilakukan evaluasi obstetric dengan teliti, sebelum memutuskan untuk melahirkan
janin pervaginam. Bila sudah diputuskan melahirkan janin pervaginam, maka
penolong dituntut untuk menguasai teknik persalinannya secara trampil. Cara
persalinan secara ekstraksi total (total
extraction) merupakan cara persalinan dengan penyulit janin yang sangat
buruk, yaitu kematian janin 3 kali lebih banyak dibanding persalinan spontan.
Oleh karena itu cara persalinan ini sekarang sudah tidak dianjurkan lagi pada
janin hidup. Kematian perinatal pada letak sungsang dibanding dengan letak
belakang kepala rata-rata 5 kali lebih banyak.
4
PROSEDUR PERSALINAN SUNGSANG PER ABDOMINAL
1. Persalinan
letak sungsang dengan seksio sesarea sudah tentu merupakan cara yang terbaik
ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak sungsang
pervaginam, memberi trauma yang sangat berarti bagi janin, yang
gejala-gejalanya akan tampak baik pada waktu persalinan maupun baru di kemudian
hari.
2. Namun
hal ini tidak berarti bahwa semua letak sungsang harus dilahirkan perabdominal.
Untuk melakukan penilaian apakah letak sungsang dapat melahirkan pervaginam
atau harus perabdominam kadang-kadang sukar.
3. Beberapa
kriteria yang dapat dipakai pegangan bahwa letak sungsang harus dilahirkan per
abdominal, misalnya:
a. Primigravida
tua
b. Nilai
social janin tinggi (high social value
baby)
c. Riwayat
persalinan yang buruk (bad obstetric history)
d. Janin
besar, lebih dari 3.5 kg – 4 kg
e. Dicurigai
adanya kesempitan panggul
f. prematuritas
2.6 Prognosis
2.6.1 Bagi ibu
Kemunkinan robekan pada perenium lebih besar, juga karena dilakukan
tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi
mudah terkena infeksi.
2.6.2 Bagi anak
Proknosa tidak begitu baik, karena ada gangguan peredaran darah plasenta setelah
bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala
dan panggul, anak bisa menubrito aspiksio
2.7 Penanganan / Terapi
·
Sikap sewaktu
hamil
Kerena kita tahu bahwa prognosa bagi anak tidak begitu baik, maka usahakan
merubah letak janin dengan versi luar.
Tujuannya adalah untuk merubah letak menjadi letak kepala hal ini dilakukan
pada primi dengan kehamilan 34 minggu, mulai dengan usia kehamilan 36 minggu
dan tidak ada panggul sempit, gemili atau plasenta previa.
Teknik :
- Lebih dahulu bokong dilepaskan
dari PAP dan ibu berada dalam posisi Trendelm Burg
- Tangan kiri letakkan dikepala
dan tangan kanan pada bokong
- Putar ke arah muka atau perut
janin
- Lalu putar tangan kiri
diletakkan dibokong dan tangan kanan dikepala
- Setelah berhasil pasang gurita,
observasi TTV, DDJ serta keluhan
2.8 Sikap Bidan Dalam Mengahadapi Letak Sungsang
Bidan yang menghadapi kehamilan dan persalinan
letak sungsang sebaiknya :
- Melakukan
rujukan ke puskesmas, dokter keluarga atau dokter ahli untuk mendapatkan
petunjuk kepastian dalam lahir
- Bila ada
kesempatan, melakukan rujukan kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan
persalinan yang optimal
- Bila
terpaksa, melakukan pertolongan persalinan letak sungsang sebaiknya bersama
dokter
- Klien
harus diberikan KIE dan motifasi serta melakukan perjanjian tertulis dalam
bentuk Informetconsen
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Persalinan
letak sungsang adalah letak membujur dengan kepala janin difundus uteri. Dengan insidensi 3-4% dari seluruh
kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (≥ 37 minggu), presentasi
bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebab-sebab terjadinya
letak sungsang adalah panggul sempit, terdapat lilitan tali pusat pendek,
kelainan uterus, terdapat tumor dipelvis minor yang mengganggu masuk kepala
janin ke PAP, plasenta previa, dan kehamilan ganda.
3.2. Saran
Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan masukan,
kritik, serta saran dalam melakukan pengkajian tentang ”Persalinan
Letak Sungsang”. Kritik dan
saran yang membangun, agar di kedepan
kami dapat membuat makalah yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar