Selasa, 28 April 2015

IUFD



BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1        Konsep Dasar tentang IUFD
2.1.1        Definisi
IUFD (kematian janin dalam kandungan) didalam dunia kedokteran dikenal dengan sebutan IUFD. IUFD / kematian janin adalah kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram.
·         Sebelum 20 minggu
Kematian janin dapat terjadi dan biasanya berakhir dengan abortus.
·         Sesudah 20 minggu
Biasanya ibu telah merasakan gerakan janin sejak kehamilan 20 minggu dan seterusnya.
2.1.2        Penyebab
1.      Perdarahan
Waspadailah Jika Ibu mengalami perdarahan hebat akibat plasenta  previa (plasenta yang menutupi jalan lahir) atau solosio plasenta (terlepasnya plasenta sebelum bayi dilahirkan).
2.      Kelainan congenital (bawaan bayi)
Yang dapat menyebabkan kematian janin adalah hidrops fetalis yakni akumulasi cairan didalam rongga dada bias menyebabkan hambatan nafas terhadap bayi.
3.      Preeklamsia dan eklampsia
4.      Hipertensi dan tekanan darah tinggi
5.      Infeksi saat hamil
Ibu saat hamil sebaiknya menjaga kondisi tubuh dengan baik guna menghindari berbagai infeksi bakteri atau virus. Bahkan demam tinggi pada Ibu dapat mengakibatkan janin tidaj tahan  panas tubuh Ibunya.
6.      Gawat Janin
Bila terdapat air ketuban yang habis otomatis tali pusat terkompresi antara badan janin dengan ibunya. Kondisi ini bias mengakibatkan janin tercekik karena oksigen dari ibu ke janin berhenti.
7.      Kehamilan lewat waktu
Kehamilan lebih dari 42 minggu, jika kehamilan telah lewat waktu plasenta akan mengalami penuaan sehingga fungsinya akan berkurang dan janin akan mengalami kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Cairan ketuban bias berubah menjadi sangat kental dan hijau akibatnya cairan dapat terhisap masuk kedalam paru-paru.
8.   Trauma pada saat hamil
Trauma bias mengakibatkan terjadi solosio plasenta atau plasenta terlepas. Trauma terjadi misalnya karena benturan pada perut entah karena kecelakaan atau pemukulan. Benturan ini dapat mengenai pembuluh darah di plasenta sehingga timbul perdarahan di plasenta atau plasenta lepas sebagian.
2.1.3        Diagnosis
1.      Anamnase
Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari atau gerakan janin sangat berkurang dan Ibu merasakan bahwa perutnya tidak bertambah besar bahkan bertambah kecil atau kehamilan tidak seperti biasanya.
2.      Inspeksi
Tidak terlihat gerakn-gerakan janin yang biasanya dapat terlihat terutama pada ibu yang kurus.
3.   Palpasi
Tinggi fundus > rendah dari seharusnya tua kehamilannya tidak teraba gerakan janin dengan palpasi yang teliti.
4.   Auskultasi
Baik memakain setetoskop monoral maupun dengsan peptone tidak terdengar DJJ.
5.   Reaksi kehamilan
Reaksi kehamilan baru negative setelah beberapa minggu janin mati dalam kandungan.
6.   Ultrasonogafi
Tidak terlihat DJJ dan gerakan-gerakan janin.
2.1.4        Patologi
Apabila terdapat janin yang mati dalm kehamilan telah lanjut, terjadi perubahan-perubahan sebagai berikut:
1.                  Stadium Maserasi I
Timbulnya lepuh-lepuh pada kulit , lepuh ini mula-mula terisi cairan jernih tetapi kemudian menjadi merah berlangsung sampai 48jam setelah anak / bayi meninggal.
2.                  Stadium Maserasi II
Timbul lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi coklat. Terjadi dalam 48 jam setelah bayi meninggal.
3.                  Stadium Maserasi III
Terjadi kira-kira dalam 3 minggu setelah bayi meninggal badan janin sangat lemas dan hubungan antara tulang-tulang sangat longgar, odema pada kulit bawah.
2.1.5        Penanganan
a.       Bila disangka telah terjadi kematian janin didalam rahim tidak usah terburu-buru bertindak. Sebaiknya diobservasi terlebih dahulu dalam 2-3 minggu untuk mencapai kepastian diagnosis tersebut.
b.      Bila setelah 3 minggu kematian janin dalam kandungan atau 1 minggu setelah di diagnosis partus belum mulai maka si ibu harus dirawat diruangan agar dapat dilakukan induksi partus.
c.       Induksi partus dapat di mulai dengan pemberian estrogen untuk mengurangi efek progesterone atau langsung dengan pemberian oksitoxin drip dengan atau tanpa amniotomi.
d.      Persalinan sebaiknya dilakukan secara normal agar tidak terlalu beresiko bagi si Ibu, tetapi bila ada penghalang misal, posisi bayi sungsang ibu mengalami preeklamsia, plasenta previa dan sebagainya, maka operasi cesar terpaksa dilakukan.
Janin yang meninggal sebaiknya jangan dibiarkan didalam rahim lebih dari 2minggu sebab jika terlalu lama akan mempengaruhi factor-faktor pembekuan darah. Zat pembekuan darah atau fibrinogen bias turun dan menyebabkan darah agak sulit membeku. Apabila semua ini terjadi maka akan berakibat fatal pada kala ibu melahirkan.   
2.1.6        Pengaruh terhadap Ibu
Kematian janin dalam kandungan 3-4 minggu biasanya tidak membahayakan Ibu. Setelah lewat 4 minggu, maka kemungkinan terjadinya kelainan darah akan lebih besar karena itu pemeriksaan pembekuan darah harus dilakukan setiap minggu setelah diagnosis ditegakkan.
2.1.7        Komplikasi – komplikasi
a.   Trauma emosional yang berat terjadi bila waktu antara kematian janin dan persalinan cukup bulan.
b.   Dapat terjadi infeksi saat ketuban sudah pecah
c.   Dapat terjadi koagulasi bila kematian janin berlangsung selama >2 minggu.
2.1.8        Penanganannya
1.   Periksa TTV         
2.   Periksa Radiologi
3.   USG
4.   Berikan dukungan mental pada pasien
5.   Pilih persalinan dengan induksi
6.   Jika persalinan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun dan serviks belum matang, matangkan terlebih dahulu dengan misoprostol.
2.1.9        Ibu dapat hamil kembali
Meski pada kehamilan sebelumnya pernah mengalami kematian janin atau keguguran bukan berarti ibu tidak dapat hamil lagi. Ibu dapat memulai program hamil kapan saja. Sebaiknya ketahui dulu penyebab kematian janin yang terdahulu sebelum ibu hamil lagi supaya apabila hamil lagi ibu dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi dalam kehamilan berikutnya.

2.2    Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan menurut Halen Valey
2.2.1        Pengkajian atau Pengumpulan Data
1.      Data Obyektif
a.       Biodata
1)      Nama Pasien dan suami pasien
Agar dapat mengenal atau memanggil sesuai nama dan tidak keliru dengan pasen yang lain.
2)      Umur
Untuk mengetahui umur pasien dan kita bisa menentukan pragnosa kehamilan.
3)      Suku dan bangsa
Untuk mempermudah berkomunikasi denagn pasien
4)      Pekerjaan
Agar mengetahui social ekonomi dan apakah pekerjaan pasien menganggu kehamilannya atau tidak.
5)      Pendidikan
Agar memotivasi yang diberikan petugas dapat sesuai denagn tingkat  pengetahuan.
6)      Agama
Berhubungan dengan peralatan klien
7)      Status perkawinan
Untuk mengetahui kehamilan ini diluar nikah atau tidak dan dengan kehamilannya diinginkan atau tidak.
8)       Alamat
Untuk memperjelas kelengkapan identitas pasien.


b.      Riwayat Menstruasi
Untuk memperlihatkan / memperhitungkan tanggal bersalin atau usia kehamilan.
c.       Keluhan Utama
Untuk mengetahui tujuan klien datang periksa.
d.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
untuk mengetahui apakah pasien sudah pernah hamil/ abortus dan hamil yang ke berapa adalah keluhan pada saat hamil sekarang.
e.       Riwayat kehamilan sekarang
Berapa umur kehamilan sekarang, berapa kali periksa dan sudah mendapat TT atau belum dan apa yang dirasakan.
f.       Riwayat Kesehatan yang lalu
Apakah klien pernah mengidap penyakit menurun, menular dan  dan apakah klien pernah mengalami tindakan operasi atau aborsi.
g.      Riwayat Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit menurun.
h.      Riwayat Psikososial
Mengenai perasaan pasien menerima peristiwa atau keadaan yang dialami.
1)      Latar belakang social budaya
Siapa yang biasanya menjadi penolong persalinan, apakah klien mempunyai pantangan makanan.
2)   Pola kegiatan sehari-hari
Bagaimana pola nutrisi, aktivitas, eliminasi, istirahat, personal hygiene.
2.      Data Obyektif
a.       Pemeriksaan umum
Meliputi : KU, BB,TTV sebelum atau saat hamil.
b.      Pemeriksaan Kebidanan
Meliputi :
1)      Inspeksi (periksa pandang)
a.   Rambut                 : bagaimana keadaan kulit kepala, apakah ada kelaianan.
b.   Wajah                    : pucat, oedem atau tidak.
c.   Hidung                  : bersih atau tidak, ada polip atau tidak
d.   Mulut                    : adakah stomatis atau tidak, karies atau tidak
e.   Telinga                  : kebersihan ada serumen atau tidak
f.    Dada                     : bagaimana bentuknya apakah putting susu  menonjol hypermigmentasi.
g.   Perut                      : pembesaran, ada strie dan bekas SC atau tidak.
h.   Vulva                    : apakah oedem, varices, ada luka parut atau tidak.
i.    Anus                      : ada hemoroid atau tidak.
j.    Estremitas             : adakah varices dan oedem atau tidak.
2)   Palpasi
a.   Leher                     : adakah pembesaran kelenjar tiroid, limfe
b.   Mamae                  : adakah benjolan, kolostrum, sudah keluar atau belum.
c.   Perut                      :
1.      Leopold I
Untuk menentukan TFU dam usia kehamilan, serta bagian apa yang terletak di fundus
2.      Leopold II
Untuk menentukan punggung janin berada disebelah kanan atau kiri ibu
3.      Leopold III
Untuk menentukan bagian apa yang terletak disebelah bawah uterus dan bagian bawah sudah masuk PAP atau belum
4.      Leopold IV
Untuk menentukan seberapa bagian janin yang terendah masuk PAP
3)   Auskultasi
Cortonen terdengar atau tidak, biasanya terdengar jelsa pada kiri atau kanan sedikit ke bawah.
4)      Perkusi
Apakah ada refleksi patela
c.       Pemeriksaan khusus
Distansia spinarum      (23-26 cm)
Distansia cristarum      (26-29 cm)
Konjugata eksterna     (18-29 cm)
Lingkar panggul          (80-90 cm)

d.      Pemeriksaan dalam (VT)
Untuk mengetahui apakah ada kelainan janin lahir atau tidak pembukaan effacement, ketuban sudah pecah atau belum, denominatornya, penurunan kepala di hodge berapa.
e.       Pemeriksaan penunjang
-          Pemeriksaan laboratorium
-          Hb
-          Urine
-          USG
2.2.2        Identifikasi Diagnosa / Masalah
Yaitu untuk menentukan diagnosa / masalah langkah ini dikembangkan dari interpretasi data kedalam identifikasi diagnosa IUFD.
2.2.3        Antisipasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Langkah ini berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah teridentifikasi yaitu merupakan pencegahan / penanganan.
2.2.4        Identifikasi Kebutuhan Segera / Kolaborasi
Yaitu pelayanan yang segera dilakukan demi keselamatan jiwa sang ibu dan janin.
2.2.5        Intervensi
Langkah lanjut setelah diagnosa kebidanan ditegakkan yang mencakup tujuan, langkah-langkah yang akan dilakukan serta rasional tindakan dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah klien dan kriteria yang akan dicapai.
2.2.6        Implementasi
Implementasi merupakan penyelesaian suatu rencana kebidanan yang dilakukan bidan secara mandiri, kolaborasi maupun rujukan sesama bidan mengawasi dan memonitor kemajuan klien.
2.2.7        Evaluasi
Adalah tindakan pengukuran antar keberhasilan dan rencana tindakan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan yang dilakukan sesuai kriteria yang ditetapkan.
Berdasarkan evaluasi selanjutnya asuhan kebidanan dituliskan dalam bentuk catatan perkembangan yang mencakup SOAP.
S (Subyektif)         :  data yang didapat dari pertanyaan klien secara langsung
O (Obyektif)         :  data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan
A (Assessment)     :  pernyataan gangguan yang terjadi atas data S dan O
P (Planning)          :  perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah yang terjadi.

BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1        Pengumpulan Data
Tanggal : 10-02-2010                 Jam : 14.00 WIB                    
A.    Data Subyektif
1.      Identitas / Biodata
Nama Ibu           :  Ny. “S”                    Nama Ayah     :  Tn. “B”
Umur                  :  20 tahun                   Umur               :  25 tahun
Suku/Bangsa      :  Jawa/Indonesia        Suku/bangsa    :  Jawa/Indonesia
Agama                :  Islam                        Agama             :  Islam
Pendidikan         :  SD                            Pendidikan      :  SD
Pekerjaan            :  Pedagang                 Pekerjaan         :  Pedagang 
Umur nikah        :  19 tahun                   Alamat rumah :  Merakurak
No. Reg              :  06 03 46                   Lama nikah     :  9 bulan
2.      Riwayat Menstruasi
Siklus                 :  teratur 28 hari           Dysmenorea    :  ya, sering
Lama                  :  5-7 hari                     Menarche        :  14 tahun
Warna                 :  merah segar              HPHT              :  01-07-2009
Bau                     :  anyir                         TP                    :  08-04-2010
Flour albus         :  ya, sebelum haid
3.      Keluhan Utama
Pasien datang rujukan dari bidan, dengan keluhan selama 2 hari tidak merasakan gerakan janin dan mengeluarkan darah bercampur lendir dan ibu mengatakan usia kehamilannya 8 bulan dan ibu merasakan kenceng-kenceng dan ini anak yang pertama dan ibu mengatakan ketubanya masih utuh.
4.      Riwayat Kehamilan dan Nifas yang Lalu
No
Suami ke
UK
Jns. Persal
Penol
Penyul
BB/PB
Jns. Kel
H / M
Meneteki

1


1

hamil

ini







5.      Riwayat Kehamilan Ini / ANC / TT
Ibu mengatakan bahwa ini kehamilan yang ke-1 dengan usia 8 bulan, gerakan mulai terasa pada umur 4 bulan dan sudah melakukan ANC selama 4x. Ibu mulai tidak merasakan gerakan janin + 2 hari .

6.      Riwayat Kesehatan
v  Riwayat penyakit yang pernah / sedang diderita
Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami atau tidak sedang menderita penyakit menular, menahun atau menurun seperti jantung, hipertensi, asma, DM, hepatitis dan lain-lain.
v  Riwayat penyakit keluarga / keturunan
Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak ada yang pernah mengalami atau tidak sedang menderita penyakit menular, menahun seperti jantung, asma, DM, hepatitis dan lain-lain dan keluarga tidak ada yang mempunyai keturunan gemeli.
7.      Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan bahwa kehamilan ini sangat diharapkan oleh suami, ibu dan keluarganya, ini adalah kehamilan yang ke-1 usia kehamilan 8 bulan
8.      Pola Kehidupan Sehari-hari
a.       Pola nutrisi
-    Sebelum hamil
      Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan menu seimbang .
-    Saat hamil
      Ibu mengatakan pada saat hamil pola makanya tidak ada perubahan .
b.      Pola eliminasi
-          Sebelum hamil
Ibu mengatakan sehari BAB jarang dan BAK sering.
-          Selama hamil
Ibu mengatakan sehari BAB sering dan BAK juga sering.
c.       Pola istirahat
-          Sebelum hamil
Ibu mengatakan istirahat dalam sehari 3-5 jam.
-          Selama hamil
Ibu mengatakan pada saat hamil istirahatnya ada perubahan,istirahatny sekarang 5-6 jam perhari.
d.      Pola personal hygiene
-          Sebelum hamil
Ibu mengatakan dalam setiap hari ibu selalu merawat tubuhnya.
-          Selama hamil
Ibu mengatakan dalam masa hamil ibu lerbih giat untuk merawat tubuhnya.
e.       Pola Aktifitas
-          Sebelum hamil
Ibu melakukan kegiatan sehari-hari seperti menyapu, mengepel, mencuci dan memasak
-          Selama hamil
Ibu melakukan kegiatan seperti sehari-harinya di rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci dan lain-lain
f.       Perilaku Kesehatan
-          Sebelum hamil
Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah merokok, minum alkohol, minum obat-obatan / jamu-jamuan
-          Selama hamil
Ibu mengatakan bahwa tidak pernah merokok, minum alkohol, minum obat-obatan/jamu-jamuan.
g.      Pola Hubungan Seksual
Ibu mengatakan bahwa selama hamil ibu jarang berhubungan sexual dengan suami.
B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan Fisik
§  Keadaan                :  Composmentis
§  Keadaan umum     :  Baik
§  TB / BB                 :  -/-
§  Nadi                      :  80x/mnt
§  Suhu                      :  370C
§  R                           :  24x/menit
§  TD                         :  110/80 mmHg
2.      Pemeriksaan Obstetrik
Pemeriksaan panggul
Distansia spinarum      :  tidak dilakukan
Distansia cristarum      :  tidak dilakukan
Bodeloque                   :  tidak dilakukan
Lingkar panggul          :  tidak dilakukan
3.      Pemeriksaan Kehamilan
a.       Inspeksi
§  Rambut           :  bersih, hitam, tidak rontok
§  Muka               :  - tidak ada cloasma gravidarum
- tidak pucat
- conjungtiva berwarna merah muda
- sklera berwarna putih
§  Leher               :  - tidak ada pembesaran vena jugularis
- tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
- tidak ada pembesaran kelenjar limfe
§  Dada               :  simetris
§  Payudara         :  - Bentuk             :  simetris bulan dan lonjong
- Areola mamae  :  hiperpigmentasi
- Putting susu     :  kanan / kiri menonjol
- Keluaran          :  colostrum belum keluar
§  Perut                :  - Strie                 :  albican
- Linea                :  nigra
- Pembesaran      :  normal
-His                    :  positif
§  Vulva              :  - Warna              :  merah kebiruan
- Luka parut       :  tidak ada keluaran
- Keluaran          :  tidak ada
- Varices             :  tidak ada varices
- Odema             :  tidak ada odema
§  Anus                :  tidak hemoroid
§  Ekstremitas     :  Atas                    :  tidak ada odema
                                 Bawah                :  tidak ada odema dan varices
b.      Palpasi
Leopold I     :  TFU 28 cm, bagian fundus teraba bundar, lunak tidak melenting (bokong)
Leopold II    :  Pada bagian sisi kanan teraba panjang datar seperti papan (punggung) puka
Leopold III  :  Bagian terendah janin teraba lunak, tidak jelas dan bagian terendah belum masuk PAP
Leopold IV  :  -
c.       Auskultasi
DJJ : tidak ada / tidak jelas
d.      Perkusi
Reflek patella : ka/ki : +/+
4.      Pemeriksaan penunjang
a. pemeriksaan darah
    HB      :10 gr %


3.2        Interpretasi Data
Diagnosa   :  G1P00000 UK 32 minggu dengan IUFD, intra uterin keadaan ibu baik
Ds              :  Ibu mengatakan hamil 8 bulan , hamil pertama tidak merasakan gerakan janin sama sekali selama 2 hari dan    HPHT : 01-07-2009
Do             : 
a.       K/U : Baik
b.      TTV : TD : 110/80 mmHg N : 80x/mnt S : 370C RR : 24x/mnt
c.       Pemeriksaan fisik : bagian tubuh tidak ada kelainan
d.      Palpasi
Leopold I     :  TFU 28 cm, bagian fundus teraba bundar, lunak tidak melenting (bokong)
Leopold II    :  Pada bagian sisi kanan teraba panjang datar seperti papan (punggung) puka
Leopold III  :  Bagian terendah janin teraba lunak, tidak jelas dan bagian terendah belum masuk PAP
Leopold IV  :  -
e.       His : (+)
f.       DJJ (-)
g.      VT Ø 2 jari longgar
h.      Affecement 50%
i.        Ketuban (-)

3.3        Identifikasi Masalah Potensial
Diagnosa Potensial
Diagnosa G1P00000 UK 32 minggu dengan IUFD, intra uterin potensial terjadi infeksi dan gangguan pembekuan darah atau perdarahan.
Tindakan Antisipasi
Pemberian antibiotik

3.4        Tindakan Segera
Kolaborasi dengan dokter obsgyn untuk tindakan medik selanjutnya.





3.5        Intervensi
Tanggal : 10-02-2010                                         Jam : 14.00 WIB
Tujuan       :  Dengan memberikan asuhan kebidanan selama + 24 jam bayi lahir dengan spontan dan tidak terjadi komplikasi, infeksi, perdarahan dan lain-lain
Kriteria      :  -     KU :Baik
-          TTV normal
-          Tidak terjadi infeksi
-          Tidak terjadi perdarahan
Perencanaan
1.      Jalin komunikasi terapeutik dengan pasien
R : tercipta hubungan kooperatif antara pasien dan petugas kesehatan
2.       Jelaskan tentang tindakan atau pemeriksaan yang dilakukan
R : pasien tidak cemas dan tidak khawatir
3.      Kolaborasi dengan dokter obsgyn
R : untuk menentukan tindakan selanjutnya
4.      Observasi keadaan pasien
-          Perdarahan
-          Kontraksi uterus
R : untuk mengetahui perkembangan kondisi fisik pasien
5.      Jelaskan hasil pemeriksaan
R : pasien mengetahui keadaan dan kondisi janin
6.      Bantu dalam pemberian nutrisi pada pasien
R : agar kebutuhan nutrisi ibu dapat terpenuhi
7.      Beri dukungan moral pada pasien
R : agar ibu tidak merasa cemas
8.      Libatkan keluarga dalam proses persalinan
R : agar keluarga dan pasien mau kooperatif dengan kita    









3.6        Implementasi / Pelaksanaan
Tgl/Jam
Implementasi
TTD
10-02-10
14.00
1.         Menjalin komunikasi terapeotik pada  pasien
2.         Menjelaskan tentang  tindakan/pelaksanaan yang akan dilakukan
3.         Mengobservasi keadaan pasien
KU               :  Baik
TD               :  110/80 mmHg
N                  :  80x/mnt
S                  :  370C
RR               :  24x/mnt
TFU             :  28 cm
VT : Ø 2 jari longgar
Affecement :  50%
Ketuban       :  (-)
HB               :  10 gr%
DJJ               :  tidak ada (-)
His               :  (+)
4.         Kolaborasi dengan dokter
§  Berikan cairan infus D5 drip oxitosin 5 unit mulai 8 tetes-16 tetes/menit
§  HB 10 gr%
§  Pemberian induxin 1amp
§  Pemberian metargin 1amp
5.         Memberikan Asuhan saying ibu pada klien
       -Memenuhi kebutuhan nutrisi
       -Memberikan posisi yang nyaman untuk ibu
       -Memberikan motifasi pada pasien
       -memberikan dukungan pada ibu
6.         Lakukan persiapan alat untuk menolong persalinan         -Partus set
       -Pertolongan pada BBL
       -Persiapkan penjepit tali pusat





KALA I

Tgl/jam
   HIS
  DJJ   
    TTV
Cairan obat
Keterangan
10-02-2010
14.30
2x10’=40”
Tidak ada
Td:110/80mmHg
S : 36,5
N :80x/mnt
-D5+ oxitosin drip 5 unit
-8tetes/mnt
-12tetes/mnt
-16tetes/mnt
S    :  Ibu mengatakan ingin mengejan
O   :  Terdapat caput pada vulva
A   :  G1P00000 kala II
P    :  Lahirlah bayi dengan pertolongan spontan B


KALA II

Tgl/jam

Keterangan
110-02-2010
15.00
1. Melihat tanda tanda dan gejala kala II yaitu
   -Adanya dorongan ingin meneran
   -Adanya tekanan anus
   -Perinium menonjol
   -Vulva membuka
2. Menyiapkan ibu dan posisi yang nyaman
3. Memimpin persalinan
   -Apabila ada his ibu di suruh untuk mengejan
   -Apabila tidak ada his ibu di suruh untuk minum dan makan
4. Menaruh kain di bawah bokong ibu, kemudian membuka partus set dan memakai hanskun
5. Menolong persalinan yaitu apabila kepala janin sudah keluar maka lindungi perineum dan setelah kepala lahir cek apakah ada lilitan tali pusat/tdk,kemudian tunggu paksi luar dan apabila sudah paksi luar kluarkan bayi dengan di pegang kepalanya secara bipariental dan lahirkan bahu derpandengan menarik ke bawah kmudian untuk melahrkan bahu belakang tarik keluar dan apabila bayi sudah keluar lakukan sangga susur.



KALA III

Tgl/jam

Keterangan
10-02-2010
1.      Melahirkan plasenta terlebih dahulu kita lakukan PTT yaitu memindah klem tali pusat 5-10 cm di depan vulva.kemudian memposikan tangan kiri secara dorsokranial dan tangan kanan memegang tali pusat,kemudian menarik placenta jika plasenta sudah ada tanda pelepasan,lalu kita tarik ke bawah setelah itu kita tarik ke atas,setelah nampak plasentanya kemudian kita putar sampai plasenta keluar semuanya.
2.      Kita lihat apakah ada robekan perineum atau tidak
3.      Memeriksa kontraksi dan perdarahan
4.      Menilai suhu,nadi dan tensi dan hasil pemeriksaanya
Suhu: 37   Nadi: 88x/mnt   TD: 110/80mmhg

Kala IV

Jamke
Tensi
Nadi
Suhu
TFU
UC
Kandung kemih
Perdarahan
I


II
110/80
110/80
110/80
110/80
110/90
110/90
80x/mnt
80x/mnt
88x/mnt
80x/mnt
88x/mnt
80x/mnt
36,5
36
36,7
37
37
36,5
28cm
28cm
28cm
28cm
28cm
28cm
Baik
Baik
Baik baik baik baik
Kosong kosong kosong kosong kosong kosong
150cc
tidak ada
tidak ada
tidaak ada
tidak ada
tidak ada


3.7        Evaluasi
S    :  Ibu mengatakan sudah lega karena bayi sudah lahir pada pukul 19.30 dan ibu dapat mengerti tentang penjelasan yang di berikan oleh dokter atau petugas tentang bayinya .
0    : - Jam 19.30 bayi telah lahir spontan b dengan AS=O  BB=1100 gr  PB=27cm jenis kelamin perempuan dan plasenta lahir dengan spontan lengkap.
           -KU =Baik
           -TD   =110/80mmhg
  -N     =80x/mnt
  -RR   =24x/mnt
A   :  P10001 post partum dengan IUFD
P    :  1.   Observasi keadaan pasien
         2 .  Masa nifas
-     Ibu harus mobilisasi
-     Perawatan ibu sehari-hari
-     Anjurkan ibu untuk memilih KB apa yang akan ditentukan untuk penundaan kehamilan
-     Kontrol 1 minggu lagi di poli Obsgyn
         3.   Beri HE tentang nutrisi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu
         4.   Beri HE tentang vulva hygiene untuk menghindarkan terjadinya infeksi
         4.   Berikan dukungan moral dan spiritual untuk persiapan ibu dalam kehamilan berikutnya.

























BAB 4
PENUTUP

4.1        Kesimpulan
Kematian dalam rahim yang terjadi saat usia kehamilan dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gr atau lebih disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya seperti ketidakcocokan rhesus ibu dan janin dan berbagai penyakit pada ibu hamil, trauma saat hamil, infeksi pada ibu hamil dan kelainan kongenital / bawaan dari bayi.

4.2        Saran
Ø  Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa selalu meningkatkan pengetahuan kemampuan dan keterampilan serta aktivitas dalam memberikan pelayanan
Ø  Bagi Tenaga Kesehatan
Khususnya bidan, hendaknya memberikan asuhan kebidanan berdasarkan standart protein kebidanan dan diharapkan mampu mengidentifikasi sedini mungkin adanya ketidakcocokan pada ibu hamil.
Ø  Bagi Institusi
Diharapkan memberi ungkapan dan asuhan kepada mahasiswa dengan membuat laporan dalam melaksanakan tugas praktek.
















DAFTAR PUSTAKA

§  Obstetri. Patologi Edisi 2 FK Universitas Padjajaran. Jakarta : EGC
§  Gde Manuaba, Ida Bagus. 1990. Memahami Reproduksi Wanita
§  Varney’s Midwifery Third Edition. James and Bartruet. New York

Tidak ada komentar:

Posting Komentar