BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan
masalah kesehatan yang sering dialami pada sebahagian masyarakat yang ditandai
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram.Kejadian BBLR pada dasarnya
berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal
ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian
keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang.Namun
kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak hanya karena aspek perekonomian, dimana
kejadian BBLR dapat saja tejadi pada mereka dengan status perekonomian yang
cukup. Hal ini dapat berkaitan dengan paritas, jarak kelahiran, kadar
hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal.
BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas,
morbiditas dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak
jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan.
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
timbulnya masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan
(aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan
(lambung kecil), gangguan sistem perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan
sistem persyarafan (respon rangsangan lambat).Selain itu bayi berat lahir
rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang.
BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan
balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu
akanmemperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan
kecerdasan (Depkes RI, 2005).
Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) memerlukan
perawatan yang tepat agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bayi seperti
yang telah disebutkan diatas.Bidan dan perawat adalah bagian dari pemberi
pelayanan yang ikut berperan penting dalam memberikan perawatan pada bayi
dengan berat lahir rendah (BBLR).Perkembangan bayi dengan BBLR yang dirawat di
RS ini sangat tergantung pada ketepatan tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyusun laporan ini
mahasiswa diharapkan dapat mengerti , memahami , dan melaksanakan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu untuk :
o Mampu melakukan pengkajian yaitu mengumpulkan data objektif
dan data subjektif pada bayi dengan BBLR.
o Mampu mengantisipasi masalah atau diagnosa kebidanan pada
bayi dengan BBLR.
o Mampu mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa
lainnya pada bayi dengan BBLR.
o Mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera pada bayi
dengan BBLR.
o Mampu mengembangkan rencana asuhan pada bayi dengan BBLR.
o Mampu melaksanakan rencana efisien dan aman dalam
pemberian asuhan kebidanan pada bayi dengan BBLR.
o Mampu mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada bayi
dengan BBLR.
1.3. Ruang Lingkup
Dalam penyusunan laporan ini penulis membatasi masalah
hanya pada asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada bayi Ny ” C ” usia 1 hari
dengan BBLR diRuang Neonatus RSUD
NGIMBANG LAMONGAN.
1.4 Metode
Penulisan
Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan metode :
1.
Studi
pustaka dengan menggunakan atau membaca literatur.
2.
Peangumpulan
data,
- Wawancara : tanya jawab dengan keluarga klien.
- Observasi : tanda – tanda vital klien.
- Pemeriksaan fisik klien.
- Sumber data
o
Primer : S : tanya jawab dengan keluarga
pasien.
O: observasi TTV dan melakukan pemeriksaan
fisik pasien.
o
Sekunder : diperoleh dari status pasien.
1.5 Pelaksanaan
Praktek kerja lapangan semester VI , mahasiswa STIKES NU
TUBAN prodi DIII Kebidanan dilaksanakna di Ruang Neonatus RSUD NGIMBANG
LAMONGAN mulai tanggal 23 – 13 Maret 2015.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB
I : PENDAHULUAN
Dalam
bab pendahuluan ini berisikan latar belakang , tujuan , ruang lingkup, metode penulisan , pelaksanaan ,
dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Meliputi
konsep bayi baru lahir, konsep dasar BBLR, konsep asuhan kebidanan menurut
varney
BAB III : TINJAUAN KASUS
Memuat
tentang asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien sesuai dengan metode dan
langkah varney.
BAB IV : PENUTUP
Dalam bab
terakhir ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep dasar bayi baru lahir
2.1.1
Pengertian bayi baru lahir
Pengertian
bayi baru lahir adalah janin yang telah lahir melalui proses persalinan dan
telah mampu hidup diluar kandungan.
Bayi yang baru
lahir adalah bayi dari lahir sampai sampai usia 4 minggu, lahirnya biasanya
dengan usia gestasi 38 -42 minggu ( DONNA L.WONG 2002 ).
Bayi baru
lahir normal adalah bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai
dengan 42 minggu dan berat lahir 2500 gr sampai 4000 gr ( dep. Kes RI 2005 )
Dalam keadaan
yang terbatas maka individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang
lain.
2.1.2 Karakteristik bayi baru lahir normal
a. usia dalam kandungan 36 – 42 minggu
b. berat badan lahir 2500 – 4000 gr
c. dapat bernafas dengan teratur dan
normal.
d. organ fisik lengkap dan dapat berfungsi
dengan baik.
e. panjang badan 48 – 52 cm
f. lingkar dada 30 – 38 cm
g. lingkar kepala 33 – 35 cm
h. pernafasan
40 – 60 x / menit.
i. frekuensi jantung 120 – 160 x / menit.
k. kuku agak panjang dan lemah
l. rambut lanugo tidak terlihat, rambut
biasanya telah sempurna.
m. kulit biasanya kemerah – merahan dan
licin karena jaringan sub kutan cukup
n. genetalia : bayi perempuan
labia mayora sudah menutupi labia minora bayi laki – laki testis sudah TurÃn
dan skrotum sudah ada
o. Reflek
hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
p. Reflek moro atau gerak memeluk bila
dikagetkan sudah baik.
q. Reflek plantar menggenggam sudah baik
r. eliminasi baik, mekonium akan keluar
dalam 24 jam pertama. Dan mekonium berwarna hitam kecoklatan.
2.1.3
Adaptasi fisik bayi baru lahir
Segera setelah
bayi baru lahir.bayi baru lahir harus beradaptasi dari keadaan yang sangat
bergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan
dialami oleh bayi yang semula berada
dalam lingkungan interna (dalam kandungan ibu) yang hangat dan segala kebutuhan
nya terpenuhi ( O2 dan nutrisi ) ke lingkungan eksterna (diluar
kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan dari
orang lainuntuk memenuhinya.
Saat ini bayi
tersebut harus mendapat oksigen melewati sistem sirkulasi penafasaannya sendiri
yang baru,mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup ,
mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.
Periode
adaptasi terhadap kehidupan diluar rahim disebut periode transisi . periode ini
berlangsung ingá 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem
tubuh , transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sitem
pernafasan dan sirkulasi , sistem termoregulasi dan dalam kemampuan mengambil
serta menggunakan glucosa.
o
Perubahan sistem pernafasan
Hipoksia pada
akhir persalianan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang
pusat pernafasan diotak.
Tekanan
terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru – paru selama persalinan
yang merangsang masuknya udara dalam paru – paru secara mekanis ( varney , 551
– 552 ).
Interaksiantara
sistem pernafasan , kardiofaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan
penafasan yang teratur da berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk
kehidupan.
Upaya
pernafasan pertama berfungsi untuk :
-
mengeluarkan
cairan dalam paru – paru.
-
Mengembangkan
jaringan alveolus dalam paru – paru untuk pertama kalinya.
o
Perubahan dalam sistem peredaran darah
Setelah lahir
darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan mengantarkanya
kejaringan , untuk membuat sirkulasi yang baik guna memenuhi kehidupan , terjadi dua perubahan :
-
penutupan
foramen ovale pada atrium jantung.
-
Penutupan
duktus arterious antara arteri paru – paru dan aorta.
Oksigen
menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi dan
meningkatkan resistensinya sehingga menyebabkan perubahan aliran darah.
Peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh
darah :
a.
Pada
saat tali pusat dipotong
Tekanan atrium kanan menrun karena kurangnya aliran darah
ke atrium kanan , hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan
, kedua hal ini membantu darah dalam kandung oksigen sedikit mengalir keparu
untuk oksigenasi ulang.
b.
Pernafsan
pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru – paru dan meningkatkan
tekanan atrium kanan. O2 dalam pernafasan pertyama menimbulkan
relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru – paru.
Peningkatansirkulasi ke paru – paru mengakibatkan
peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan .dengan peningkatan
tekanan atrium kanan dan penurunana atrium kiri foramen ovale secara fisiologis
akan tertutup.
Dengan pernafasan , kadar O2 dalam darah akan
meningkat , danmengakibatkan duktus arteriosus berkontraksi dan tertutup , vena
umbilikus , duktus venosus , dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup
dalam beberapa menit setelah bayi lahir dan setelah tali pusat diklem.
o
Pengukuran suhu
Suhu dingin
lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit sehingga
mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama
seorang bayi kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui
penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan
habis dalam waktu singkat dengan adanya sterss dingin.
Mekanisme
kehilangan panas oleh tubuh pada BBL :
a.
Evaporasi
Cara kehilangan panas karena menguapnya cairan ketuban
pada permukaan tubuh pada saat bayi lahir karena pada saat lahir bayi tidak
segera dikeringkan.
b.
Konduksi
Kehilangan panas karena kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin
c.
Konveksi
Kehilangan panas pada saat bayi terpapar dengan udara
sekitar yang lebih dingin
d.
Radiasi
Kehilangan panas karena pada saat bayi ditempatkan
ditempat yang memiliki temperatur yang lebih rendah dari pada tempertur tubuh
bayi.
o
Metabilosme glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah
tertentu , pada bayi baru lahir kadar glukosa darah akan turun dalam waktu
cepat ( 1- 2 jam ), bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam
jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen, hal ini terjadi bila bayi
mempunyai persediaan glikogen cukup ya ng disimpan dalam hati.
o
Perubahan sistem gastrointestinal
Reflek gumah dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk
pada saat lahir. Sedangkan sebelum lahir pada bayi sudah mulai menghisap dan
menelan. Kemampuan untuk menelan dan mencerna ( selain susu ) terbatas pada
bayi. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung maÃz Belem sempurna yang
mengakibatkan. Kapasitas lambungjuga terbatas, kurang dar 30 cc dan bertambah
secara lambatsesuai pertumbuhan janin.
o
Perubahan sistem kekebalan tubuh
Sistem imunitas bayi baru lahir belum matang sehingga
rentan terhadap infeksi kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya.
-
perlindungan
oleh kulit membran mukosa.
-
Fungsi
jaringan saluran nafas.
-
Pembentukan
koloni mukosa oleh kulit dan anus.
-
Perlindungan
kimiaoleh lingkungan asam lambung.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel, oleh
sel darah yang membantu membunuhorganisme asin
2.1.4
Penampilan bayi baru lahir
Pada umumnya penampilan bayi baru
lahir sangat lemah. Tetapi hal ini berlangsung singkat dan akan membaik dalam
beberapa hari setelah kelahiran. Secara
garis besar penampilan dan dan kondisi bayi baru lahir antara lain :
·
Ukuran
antropometri
Seperti berat badan bayi baru lahir biasanya 2500 – 4000
gr, panjang badan normalnya 48 – 52 cm, dan lingkar kepala normalnya 33 – 35
cm, pada hari pertama paska kelahiran seringkali berat badan bayi turun, dan
dalam 4 – 5 hari berat badan akan naik kembali.
·
Kelopak
mata sembab
Selama beberapa hari kelopak mata bayi baru lahir
terlihat lembab dan konjungtiva terlihat merah akibat perdarahan ringan, Namur
akan membaik dalam beberapa hari.
·
Rambut
halus
Bayi baru lahir akan memiliki rambut – rambut halus
diwajah maupun disekujur tubuhnya ( lanugo ), terutama pada bayi prematur akan
menghilang dalam beberapa hari.
·
Mata
berair
Mata bayi baru lahir biasanya berair karena sebagian
saluran air matanza Belem terbuka.
·
Bibir
kemaluan
Seringkali karena pengaruh hormon ibu yang masuk
kesirkulasi darah maka bibir kemaluan bayi perempuan seringkali agak sembab dan
Madang disertai dengan keluarnya cairan putih atau kemerahan, ini akan menjadi
normal kembali dalam waktu singkat.
·
Kulit
Dalam minggu – minggu pertama kulit bayi akan kering dan
mengelupas terutama pada bagian tangan dan kaki.
2.1.5
Reflek – reflek fisiologi pada bayi baru lahir
a. Pada Mata
·
Reflek
berkedip atau reflek corneal
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba –
tiba atau objek kearah karnea, jika tidak ada reflek maka ada kerusakan pada
syaraf craneal.
·
Reflek
Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya,
reflek ini harus sepanjang hidup.
·
Reflek
Glabela
Ketukan halus pada glabela ( bagian dahi antara kedua
alis ), menyebabkan mata menutup dengan rapat.
b. Pada
Mulut dan Tenggorokan
·
Reflek
menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area
sirkomunal sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada
selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun seperti pada waktu tidur.
·
Reflek
muntah
Stimulasi terhadap faring posterioroleh makanan hisapan
atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini
harus tetap ada sepanjang hidup.
·
Reflek
rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan
menyebabkan bayi membalikan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap,
harus hilang kira – kira usia 3- 4 bulan.
·
Reflek menguap
Respon spontan terhadap penurunan oksigen dengan
meningkatkan jumlah udara insrirasi, harus menetap sepanjang hidup.
·
Reflek
ekstruksi
Bila lidah disentuh atau ditekan maka bayi akan respon
dengan mendorong keluar,harus menghilang pada usai 4 bln.
·
Reflek
batuk
Iritasi mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus
terus ada sepanjang hidup, biasanya setelah hari pertama lahir.
c.
Ekstremitas
·
Reflek
menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat
dengan dasar kaki menyebabkan fleksi pada tangan dan jari.
·
Reflek
babynsi
Tekanan ditelapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit
dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperekstensi.
d. Masa
Tubuh
·
Reflek
moro
Kejutan atau perubahan secara tiba – tiba yang
menyebabkan ekstensi dan aduksi ekstremitas yang tiba – tiba serta menghisap
jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk ”C” dengan diikuti fleksi dan
aduksi ekstremitas, kaki depan fleksi dengan lemah.
·
Strartle
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan
dan fleksi situ tangan tetap menggenggam.
·
Tonik
neck
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat kesalah satu
sisi, lengan dan kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut.
2.1.6
Penanganan segera pada bayi baru lahir
1.
Pencegahan
infeksi
·
Mencuci
tangan dengan seksama sebelum dan sesudah bersentuhan langsung dengan bayi.
·
Pakai
sarung tangan bersih pada saat menangani bayi.
·
Semua
peralatan yang berhubungan dengan perawatan bayi harus sudah di DTT.
·
Pastikan
semua pakaian bayi dalam keadaan bersih.
2.
Melakukan
penilaian
·
Apakah
bayi menangis kuat dan atau bayi bernafas tanpa kesulitan.
·
Apakah
bayi bergerak dengan aktif atau lemas.
Jika bayi tidak bernafas atau bernafas megap – megap atau
lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
3.
Pencegan
kehilangan panas
·
Keringkan
bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga
merupakan rangsangan taktil untuk membantu melalui pernafasannya.
·
Selimuti
bayi dengan selimut atau dengan kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan
ketuban dengan selimut atau kain yang baru, yang hangat dan bersih.
·
Tutupi
bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif
luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak
tertutup.
·
Anjurkan
ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan
tubuh dan mencegah kehilangan panas sebaiknya pemberian asi harus dimulai pada
waktu 1 jam pertama kelahiran.
·
Jangan
segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Sebelum melakuka penimbangan terlebih dahulu selimuti
bayi dengan kain atau selimut bersih kering, berat badan bayi dapat dinilai
dengan selisih berat badan bayi pada saat berpakaian atau dengan selimut
dikurangi dengan berat pakaian atau selimut, bayi sebaiknya dimandikan
sedikitnya 6 jam setelah lahir.
4.
Membebaskan
jalan nafas
5.
Merawat
tali pusat dengan menggunakan kasa steril
6.
Mempertahankan
suhu tubuh bayi yang normalnya 36,5 – 37,5 0 C
7.
Pencegahan
infeksi
Memberikan vit K untuk mencegah terjadinya perdarahan
otak karena defisiensi vit K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu
vit K peroral 1 mg / hari selama 3 hari dan bayi beresiko tinggi diberi vit K
parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg im.
Memberikan obat tetes atau salep mata untuk pencegahan
penyakit mata karena klamedia ( PMS ) perlu diberikan obat tetes mata pada jam
pertama.
8.
Identifikasi
bayi
identifikasi bayi yang dilakukan jika bayi tersebut
dirawat tidak bersama orang tuanya.
9. Pemberian
nurtisi sesuai kebutuhan bayi.
Pada usia 1 hari 60 – 80 cc/kgBB/hari
Pada usia 2 hari 100 cc/kgBB/hari
Pada usia 3 hari 120 cc/kgBB/hari
Pada usia 4 hari 150 cc/kgBB/hari
Pada usia 5 hari 180 cc/kgBB/hari
2.2 Konsep
Dasar BBLR
2.2.1 Pengertian BBLR
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah
bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai
dengan 2499 gram). (Sarwono Prawirohardjo, Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal 2004).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi
yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi
(berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir).
(Pelatihan PONED Komponen Neonatal, 2004)WHO (1961) mengganti istilah premature
dengan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), karena disadari tidak semua bayi
dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bukan bayi premature.
Bayi
berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram (Arief, 2009). Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau
sama dengan 2500 gram disebut premature. Untuk mendapatkan keseragaman pada
kongres European Perinatal Medicine II di London (1970), telah disusun
definisi sebagai berikut:
1. Preterm infant (premature) atau bayi
kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang
dari 37 minggu (259 hari)
2. Term infant atau bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai
37 minggu sampai dengan 42 minggu (259-293 hari)
3. Post term atau bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai
42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih)
World Health Organization (WHO) pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua
bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low
birth weight infant (bayi berat badan lahir rendah/BBLR), karena morbiditas
dan mortalitas neonatus
tidak hanya bergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan
(maturitas) bayi tersebut. Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara
ringkas bahwa bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500
gram.
Klasifikasi BBLR :
BBLR dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1.
Prematuritas
murni
Adalah
neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai BB sesuai
dengan berat badan untuk masa kehamilan yang disebut neonatus kurang bulan
sesuai masa kehamilan ( MKB – SMK ). Berdasarkan BB lahir :
1. BBLR
: BB < 2500gr
2. BBLSR : BB 1000-1500gr
3. BBLASR : BB <1000 gr
2. Dismaturitas
Adalah
bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan, hal ini karena menngalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan ( KMK ) dismatur dapat terjadi
pada aterm dan post term.
2.2.1 Etiologi
BBLR dapat disebabkan karena:
1)
Persalinan
kurang bulan / premature
Bayi lahir pada
umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu.
Pada umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan janin, gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat daripada waktunya atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan.
Pada umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan janin, gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat daripada waktunya atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan.
Bayi
lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi normal
untuk bertahan hidup diluar rahim.Semakin muda umur kehamilan, fungsi organ
tubuh semakin kurang sempurna dan prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok
BBLR ini sering mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya
organ karena masa gestasi yang kurang (prematur).
2) Bayi lahir kecil untuk masa
kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan
pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat).Retardasi pertumbuhan
intrauterine berhubungan dengan keaadaan yang mengganggu sirkulasi dan
efisiensi plasenta dengan pertumbuhan dan perkembangan janin atau dengan
keadaan umum dan gizi ibu.
Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi
secara kronik dalam waktu yang lama untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin.Kematangan fungsi organ tergantung pada usia kehamilan walaupun berat
lahirnya kecil.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya berat badan
lahir rendah (BBLR) adalah :
1. Faktor Ibu
a. Penyakit:
1) Toksemia gravidarum
2) Perdarahan antepartum
3) Truma fisik dan psikologis
4) Nefritis akut
5) Diabetes mellitus
b.
Usia
Ibu
1)
Usia
<16 tahun
2)
Usia
>35 tahun
3)
Multigravida
yang jarak kelahirannya terlalu dekat
c. Keadaan social
1) Golongan social ekonomi rendah
2) Perkawinan yang tidak sah
d.
Sebab lain
1) Ibu
yang perokok
2) Ibu peminum
alcohol
3) Ibu pecandu narkotik
2. Faktor Kehamilan
§ Hamil dengan hidramnion
§ Hamil ganda
§ Perdarahan antepartum
§ Komplikasi hamil : pre-eklampsia /
eklampsia, ketuban pecah dini.
3. Faktor Janin
§ Cata bawaan
§ infeksi dalam rahim
§ Hidramnion
§ Kehamilan ganda
§ Kelainan kromosom
4.
Faktor lingkungan
§ Tempat tinggal dataran tinggi
§ Radias
§ Zat-zat racun.
5.
Faktor yang masih belum diketahui
1)
Berkaitan
dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan
dalam:
§ Bayi berat lahir rendah (BBLR),
berat lahir 1500-2500 gram
§ Bayi berat lahir sangar rendah
(BBLSR) berat lahir <1500 fram
§ Bayi berat lahir eksterm rendah
(BBLER), berat lahir <1000 gram
2. Berdasarkan berat badan menurut usia kehamilan dapat
digolongkan:
1. Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau
disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan ( NKBSMK).
2. Dismaturitas.
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post
term. Dismatur ini dapat juga:
·
Neonatus Kurang Bulan - Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK).
·
Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK
)
·
Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB- KMK ).
2.2.3
Klasifikasi Ciri Bblr
|
Kriteria
|
Kurang bulan
|
Cukup bulan
|
Lebih bulan
|
|
·
PB
·
Proporsi
·
Vitalitas
·
Kulit
·
Papilla
mamae
·
Rambut
·
Telinga
·
Telapak
kaki
·
Kuku
·
genetalia
|
<
47 cm
Kepala
< 33 cm
Dada
< 29 cm
umbilicus
dibawah perut
Kurang
aktif
tangis
lemah
menghisap
kurang kuat
merah,
lembek
gelatinous
transparan
lemak
sub kutan tipis
datar
lembut
pipih
– lembek
lembut
hanya beberapa garis
lembut
tak sampai ujung jari
♂
: testis di dalam abdomen atau alkanal
♀
: labia mayora belum menutup
|
50-52
cm
35,
5 cm
33
cm
Umbilicus
diperut
Aktif
tangis
kuat, menghisap kuat
Merah
muda, segar, lemak subcutan
Positif
Panjang
kokoh
Tegak
keras
Penuh
garis – garis
Keras
melebihi ujung jari
♂
: testis di dalam skrotum
♀
: labia mayora sudah menutup
|
50-52
cm
33,
5 cm
33
cm
umbilicus
sama dgn pusat
aktif
kuat
tampak
begitu lapar
Merah
muda, kering keriput
Positif
Panjang
kokoh
Kenyal
Penuh
garis – garis
Keras
melebihi ujung jari
♂
: testis di dalam skrotum
♀
: labia mayora sudah menutup
|
Penatalaksanaan
setelah
BBLR lahir
a.
pertahankan
suhu yang sesuai kebutuhan bayi
§ Segera lahir dikeringkan dengan kain
lunak bersih dan kering bayi tidak perlu dimandikan setelah tali pusat dipotong
harus segera dibungkus dengan kain kering agar tetap hangat diberi topi
§ Letakkan pada tempat yang di
hangatkan
§ Usahakan suhu rektal 37 °c dengan
suhu ruangan 30-40°c dengan kelembapan 60%
§ Segera susukan bayi pada ibunya
b.
Perhatikan
pernafasan
§ Segera bersihkan jalan lahir
§ Segera resusitasi karena kebanyakan
dari bblr dan asfiksia
§ Bayi < 34 minggu perlu pengawasan
ketat karena dapat mengalami apnea
c.
nutrisi
§ Pada BBLR denag reflek hisap baik
berikan ASI setengah jam setelah bayi baru lahir.
§ Jika BBLR ASI diberikan lewat sonde
§ Jika ada indikasi medis dapat
diberikan PASI
- BB <
1250 gram jatah minum 24x/hari.
- BB 1250
– 2000 gram, jatah minum 12 x/hari.
- BB >
2000 gram jatah minum 8x/hari.
§ Sebaiknya dengan cara menghisap
tetapi bila keadaan tidak mmungkin, gunakan sonde lambung permanent yang
diganti 2 hari sekali.
2.2.4 Tanda – tanda klinis
a. Gambaran
klinis BBLR secara umum adalah :
§ Berat kurang
dari 2500 gram
§ Panjang
kurang dari 45 cm
§ Lingkar dada
kurang dari 30 cm
§ Lingkar
kepala kurang dari 33 cm
§ Umur
kehamilan kurang dari 37 minggu
§ Kepala lebih
besar
§ Kulit tipis,
transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
§ Otot
hipotonik lemah
§ Pernapasan
tak teratur dapat terjadi apnea
§ Eksremitas :
paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
§ Kepala tidak
mampu tegak
§ Pernapasan
40 – 50 kali / menit
§ Nadi 100 –
140 kali / menit
b.
Gambaran klinis BBLR secara khusus :
1) Tanda-tanda Bayi Prematur
§ BB kurang dari 2500 gr, PB kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33
cm, lingkar dada kurang 30 cm.
§ Umur kehamilan kurang dari 37 mg.
§ Kepala relatif lebih besar dari pada badannya.
§ Rambut tipis dan halus, ubun-ubun dan sutura lebar.
§ Kepala mengarah ke satu sisi.
§ Kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltik usus.
§ Tulang rawan dan daun telinga imatur.
§ Puting susu belum terbentuk dengan baik.
§ Pergerakan kurang dan lemah.
§ Reflek menghisap dan menelan belum sempurna.
§ Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan masih belum teratur.
§ Otot-otot masih hipotonis sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua paha
abduksi, sendi lutut dan
pergelangan kaki fleksi atau lurus.
§ Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita), dan testis belum turun (pada laki laki).
2) Tanda-tanda pada Bayi Dismatur
§ Preterm sama dengan bayi premature
§ Term dan post term :
a. Kulit pucat atau bernoda, keriput
tipis.
b. Vernik caseosa sedikit/ kurang atau tidak ada.
c. Jaringan lemak di bawah kulit
sedikit.
d. Pergerakan gesit, aktif dan
kuat.
e. Tali pusat kuning kehijauan.
f. Mekonium kering.
g. Luas permukaan tubuh relatif
lebih besar dibandingkan BB.
1.
BB
< 2500 gr, PB < 45 cm, lingkar kepala < 33 cm, lingkaran dada <30
cm.
2.
Kepala
>dari dada
3.
Pernafasan
belum teratur dan sering mengalami apneu
4.
Pernafasan
sejajar 45-50 kali permenit
5.
Frekuensi
nadi 100 – 140 x permenit.
6.
Bayi
laki-laki testis sudah turun
8.
Menghisap
cukup kuat.
9.
Gerakannya
cukup aktif, tangis cukup kuat
2.2.6 Masalah Pada BBLR
1.
Suhu
tubuh
§ Pusat pengatur nafas badan masih
belum sempurna
§ Luas badan bayi relatif besar
sehingga penguapannya bertambah
§ Otot bayi masih lemah
§ Lemak kulit dan lemak coklat kurang,
sehingga cepat kehilangan panas badan
§ Kemampuan metabolisme panas masih
rendah perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan
dapat dipertahankan sekitar 36o sampai 37o.
2.
Pernafasan
§ Pusat pengatur pernafasan belum
sempurna
§ Surfaktan paru-paru masih kurang
sehingga perkembangannya tidak sempurna
§ Otot pernafasan dan tulang iga lemah
§ Dapat disertai penyakit-penyakit
maka maun membrane, mudah infeksi paru-paru, gagal pernafasan.
3. Alat pencernaan makanan
·
Belum
berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan dengan banyak lemah / kurang
baik.
·
Aktivitas
otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga pengosongan lambung
berkurang
·
Mudah
terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia.
4.
Hepar
yang belum matang (immatur)
·
Mudah
menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah terjadi
hiperbilirubinemia (kuning) sampai kena uterus.
5.
Ginjal
masih belum malang (immature)
·
Kemampuan
mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna sehingga
mudah terjadi edema.
6.
Perdarahan
dalam otot
·
Pembuluh
darah bayi premature masih rapuh dan mudah pecah
·
Sering
mengalami gangguan pernafasan, sehingga memudahkan terjadi perdarahan dalam
otak.
·
Perdarahan
dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian bayi
·
Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga
mempermudah terjadi perdarahan dan nekrosis.
2.2.7 Komplikasi pada BBLR
Komplikasi yang dapat terjadi pada
bayi dengan berat badan lahir rendah, terutama berhubungan dengan 4 proses
adaptasi pada bayi baru lahir diantaranya:
o
Sistem Pernafasan: Sindrom aspirasi
mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran
hialin
o
Sistem Kardiovaskuler: patent ductus arteriosus
o
Termoregulasi: Hipotermia
o
Hipoglikemia simtomatik
1. Pada prematur yaitu :
·
Sindrom
gangguan pernapasan idiopatik disebut juga penyakit membran hialin karena pada
stadium terakhir akan terbentuk membran hialin yang melapisi alveoulus paru.
·
Pneumonia Aspirasi
Disebabkan
karena infeksi menelan dan batuk belum sempurna, sering ditemukan pada bayi
prematur.
·
Perdarahan
intra ventikuler
Perdarahan
spontan diventikel otot lateral biasanya disebabkan oleh karena anoksia otot.
Biasanya terjadi kesamaan dengan pembentukan membran hialin pada paru. Kelainan
ini biasanya ditemukan pada atopsi.
·
Hyperbilirubinemia
Bayi prematur
lebih sering mengalami hyperbilirubinemia dibandingkan dengan bayi cukup bulan.
Hal ini disebabkan faktor kematangan hepar sehingga konjungtiva bilirubium
indirek menjadi bilirubium direk belum sempurna.
·
Masalah suhu
tubuh
Masalah ini
karena pusat pengeluaran nafas badan masih belum sempurna. Luas badan bayi
relatif besar sehingga penguapan bertambah. Otot bayi masih lemah, lemak kulit
kurang, sehingga cepat kehilangan panas badan. Kemampuan metabolisme panas
rendah, sehingga bayi BBLR perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak
kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar (36,5 – 37,5 0C)
2. Pada bayi Dismatur
Pada umumnya maturitas fisiologik bayi ini sesuai dengan masa gestasinya
dan sedikit dipengaruhi oleh gangguan-gangguan pertumbuhan di dalam uterus.
Dengan kata lain, alat-alat dalam tubuhnya sudah berkembang lebih baik bila
dibandingkan dengan bayi dismatur dengan berat yang sama. Dengan demikian bayi
yang tidak dismatur lebih mudah hidup di luar kandungan. Walaupun demikian
harus waspada akan terjadinya beberapa komplikasi yang harus ditangani dengan
baik, diantaranya yaitu :
a. Aspirasi mekonium yang sering diikuti pneumotaritas Ini disebabkan stress
yang sering dialami bayi pada persalinan.
b. Usher (1970) melaporkan bahwa 50% bayi KMK mempunyai hemoglobin yang tinggi
yang mungkin disebabkan oleh hipoksia kronik di dalam uterus.
c. Hipoglikemia terutama bila pemberian minum terlambat agaknya hipoglikemia
ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan glikogen hati dan meningginya
metabolisme bayi.
d. Keadaan lain yang mungkin terjadi ; asfiksia, perdarahan paru yang pasif,
hipotermia, cacat bawaan akibat kelainan kromosom (sindrom down's, turner dan
lain-lain) cacat bawaan oleh karena infeksi intrauterine dan sebagainya.
Adapun
komplikasi pada BBLR jika bayi dismatur adalah, sebagai berikut :
a.
Suhu tubuh yang tidak stabil.
b.
Gangguan pernafasan yang sering
menimbulkan penyakit berat pada BBLR.
c.
Gangguan alat pencernaan dan
problema nutrisi.
d.
Ginjal yang immature baik secara
otomatis maupun fungsinya.
e.
Perdarahan mudah terjadi karena
pembuluh darah yang rapuh.
f.
Gangguan immunologik.
2.2.8 Penatalaksanaan
1.
Medikamentosa
Pemberian vitamin K1:
a. Injeksi 1 mg IM sekali pemberian,
atau
b. Per oral 2 mg sekali pemberian atau
1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 406 minggu)
2.
Diatetik
Pemberian nutrisi yang adekuat :
a. Apabila daya isap belum baik, bayi
dicoba untuk menetek sedikit demi sedikit
b. Apabila bayi belum bisa meneteki
pemberian ASI diberikan melalui sendok atau pipet
c. Apabila bayi belum ada reflek
menghisap dan menelan harus dipasang siang penduga/ sonde fooding
Bayi premature atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena
refleks menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan
dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau
pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk
menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau
selang kecil yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada
putting. ASI merupakan pilihan utama:
a.
Apabila
bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun,
perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang
sehari sekali.
b.
Apabila
bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3
hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat
badan lahir dan keadaan bayi adalah sebagai berikut
a. Berat lahir 1750-2500 gram
1) Bayi sehat
·
Biarkan
bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa
letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2
jam) bila perlu
·
Pantau
pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas menyusui.
Apabila bayi kurang dapat menghisap tambahkan ASI peras dengan menggunakan
salah satu alternative cara pemberian minum.
2) Bayi sakit
·
Apabila
bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum seperti
pada bayi sehat
·
Apabila
bayi memerlukan cairan intravena:
-
Berikan
cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
-
Mulai
berikan minum per oral pada hari ke-2 segera setelah bayi stabil. Anjurkan
pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk
menyusu
·
Apabila
masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh; gangguan nafas, kejang),
berikan ASI peras melalui pipa lambung:
-
Berikan
cairan IV dan ASI menurut umur
-
Berikan
minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi telah mendapat
minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI
setiap kali minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan
bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau
tersedak.
b. Berat lahir 1500-1749 gram
1) Bayi sehat
·
Berikan
ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang dibutuhkan tidak dapat
diberikan menggunakancangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke dalam
paru (batuk atau tersedak), berikan minum dengan pipa lambung. Lanjutkan dengan
pemberian menggunakan cangkir/sendok apabila bayi dapat menelan tanpa batuk
atau tersedak (ini dapat berlangsung setelah 1-2 hari namun ada kalanya memakan
waktu lebih dari 1 minggu)
·
Berikan
minum 8 kali dalam 24 jam (missal setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan
minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap
kali minum.
·
Apabila
bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan sendok/cangkir, coba untuk
menyusui langsung.
2) Bayi sakit
·
Berikan
cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
·
Beri
ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan IV
secara perlahan.
·
Berikan
minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan
minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap
kali minum.
·
Lanjutkan
pemberian minum menggunakan cangkir/sendok apabila kondisi bayi sudah stabil
dan bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak
·
Apabila
bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok, coba untuk
menyusui langsung
c. Berat lahir 1250-1499 gram
1) Bayi sehat
·
Beri
ASI peras melalui pipa lambung
·
Beri
minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan
ASI setiap kali minum
·
Lanjutkan
pemberian minum mengguanakan cangkir/sendok
·
Apabila
bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok, coba untuk
menyusui langsung
2) Bayi sakit
·
Beri
cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
·
Beri
ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan
intravena secara perlahan
·
Beri
minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum
160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali
minum
·
Lanjutkan
pemberian minum menggunakan cangkir/sendok
·
Apabila
bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok, coba untuk menyusui
langsung
d. Berat lahir (tidak tergantung kondisi)
1)
Berikan
cairan intravena hanya selama 48 jam pertama
2)
Berikan
ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi pemberian cairan
intravena secara perlahan
3)
Berikan
minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum
160 ml/kgBB perhari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali
minum
4)
Lanjutkan
pemberian minum menggunakan cangkir/sendok
5)
Apabila
bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok, coba untuk
menyusui langsung
Suportif
Hal utama yang dilakukan adalah
mempertahankan suhu tubuh normal:
·
Membersihkan
jalan napas
·
Memotong
tali pusat dan perawatan tali pusat
·
Membersihkan
badan bayi dengan kapas nany oil/minyak
·
Memberikan
obat mata
·
Membungkus
bayi dengan kain hangat
·
Pengkajian
keadaan kesehatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
·
Mempertahankan
suhu tubuh bayi dengan cara:
-
Membungkus
bayi dengan menggunakan selimut bayi yang dihangatkan terlebih dahulu
-
Menidurkan
bayi di dalam incubator buatan yaitu dapat dibuat dari keranjang yang
pinggirnya diberi penghangat dari buli-buli panas atau botol yang diisi air
panas. Buli-buli panas atau botol-botol ini disimpan dalam keadaan berdiri
tutupnya ada disebelah atas agar tidak tumpah dan tidak mengakibatkan luka
bakar pada bayi. Buli-buli panas atau botol inipun harus dalam keadaan
terbungkus, dapat menggunakan handuk atau kain yang tebal. Bila air panasnya
sudah dingin ganti airnya dengan air panas kembali.
-
Suhu
lingkungan bayi harus dijaga
-
Kamar
dapat masuk sinar matahari
-
Jendela
dan pintu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi hilangnya panas dari tubuh
bayi melalui proses radiasi dan konveksi
-
Badan
bayi harus dalam keadaan kering
-
Gunakan
salah satu cara menghangatkandan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak
kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, incubator atau ruangan
hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk
-
Jangan
memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
-
Ukur
suhu tubuh dengan berkala
Yang
juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah:
·
Jaga
dan pantau patensi jalan nafas
·
Pantau
kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
·
Bila
terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang,
gangguan nafas, hiperbilirubinemia)
·
Berikan
dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya
·
Anjurkan
ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu berkunjung
setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui
Pemantauan (Monitoring)
1.
Pemantauan
saat dirawat
a. Terapi
·
Bila
diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
·
Preparat
besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu
b. Tumbuh kembang
·
Pantau
berat badan bayi secara periodic
·
Bayi
akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi
dengan berat lahir ≥1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat lahir
<1500>
·
Bila
bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan
telah berusia lebih dari 7 hari:
-
Tingkatkan
jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari
-
Tingkatkan
jumlah ASI sesuai dengan penigkatan berat badan bayi agar jumlah pemberian ASI
tetap 180 ml/kg/hari
-
Apabila
kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI hingga 200
ml/kg/hari
-
Ukur
berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.
2.
Pemantauan
setelah pulang
Diperlukan
pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan
mencegah/mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang
sebagai berikut:
1)
Setelah
pulang hari ke-2,10,20,30, dilanjutkan setiap bulan
2)
Hitung
umur koreksi
3)
Pertumbuhan,
berat badan, panjang badan dan lingkar kepala
4)
Tes
perkembangan, Denver development screening test (DDST)
5)
Awasi
adanya kelainan bawaan
6)
Mengajarkan
ibu/orang tua cara:
·
Membersihkan
jalan napas
·
Mempertahankan
suhu tubuh
·
Mencegah
terjadinya infeksi
·
Perawatan
bayi sehari-hari:
-
Memandikan
-
Perawatan
tali pusat
-
Pemberian
ASI
-
Dll
7)
Menjelaskan
pada ibu (orang tua)
·
Pemberian
ASI
·
Makanan
bergizi bagi ibu
·
Mengikuti
program KB segera mungkin
8)
Observasi
keadaan umum bayi selama 3 hari, apabila tidak ada perubahan atau keadaan umum
semakin menurun bayi harus dirujuk ke rumah sakit. Berikan penjelasan kepada
keluarga bahwa anaknya harus dirujuk ke rumah sakit.
2.2.9 Diagnosis
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir
bayi dalam jangka waktu 1 jam setelah lahir, dapat diketahui dengan dilakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk
menegakkan mencari etiologi dan factor-faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya BBLR:
a. Umur ibu
b. Riwayat hari pertama haid terakhir
c. Riwayat persalinan sebelumnya
d. Parietas, jarak kelahiran sebelumnya
e. Kenaikan berat badan selama hamil
f.
Aktivitas
g. Penyakit yang diderita selama hamil
h. Obat-obatan yang diminum selama
hamil
2. Pemeriksaan fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR
antara lain:
a.
Berat
badan
b.
Tanda-tanda
prematuritas (pada bayi kurang bulan)
c.
Tanda
bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan)
3.
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:
a.
Pemeriksaan
skor ballard
b.
Tes
kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
c.
Darah
rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah
d.
Foto
dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi
sindrom gawat napas
e.
USG
kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.
2.2.10 Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR)
pencegahan/preventif adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan:
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan
secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur
kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama factor resiko yang
yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk
pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
2. Penyuluhan kesehatan tentang
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda-tanda bahaya selama
kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga
kesehatnnya dan janin yang dikandung dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan
persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun)
4. Perlu dukungan sector lain yang
terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status
ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan
pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
2.2.11 Perawatan
Perawatan yang
dilakukan pada bayi BBLR meliputi :
1. Mempertahankan
suhu tubuh optimal
2. Mempertahankan
oksigenasi
3. Memenuhi
kebutuhan nutrisi
4. Mencegah dan
mengatasi infeksi
5. Mengatasi hiperbilirubinemia
6. Memenuhi
kebutuhan psikologis
7. Melibatkan
program imunisasi
2.2.12 Pemantauan (Monitoring)
a. Kenaikan BB dan pemberian minum
setelah umur 7 hari
· Bayi akan kehilangan berat selama
7-10 hari pertama. Bayi berat lahir >1500 gram dapat kehilangan BB sampai
10% dari berat lahir. Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari
kecuali apabila terjadi komplikasi.
· Setelah berat lahir tercapai
kembali, kenaikan berat badan selama 3 bulan seharusnya:
150-200 gram seminggu untuk bayi <1500 gram (misalnya 20-30 gram/hari)
200-250 gram seminggu untuk bayi 1500-2500 gram (misalnya 30-35 gram/hari)
150-200 gram seminggu untuk bayi <1500 gram (misalnya 20-30 gram/hari)
200-250 gram seminggu untuk bayi 1500-2500 gram (misalnya 30-35 gram/hari)
· Bila bayi sudah mendapat ASI secara
penuh (pada semua kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari:
· Tingkatkan jumlah ASI dengan
20ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180ml/kg/hari.
· Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan
kenaikan berat badan bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180ml/kg/hari.
· Apabila kenaikan berat tidak
adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai 200ml/kg/hari.
b. Tanda kecukupan pemberian ASI
·
Kencing
minimal 6 kali dalam 24 jam
·
Bayi
tidur lelap setelah pemberian ASI
·
BB
bayi naik
c. Pemulangan penderita
·
Bayi
suhu stabil
·
Toleransi
minum per oral baik, diutamakan pemberian ASI. Bila tidak bisa diberikan ASI
dengan cara menetek dapat diberikan dengan alternative cara pemberian minum
yang lain
·
Ibu
sanggup merawat BBLR di rumah
2.3 Konsep
Dasar Asuhan kebidanan menurut Varnay Pada Neonatus
Asuhan
kebidanan adalah aktivitas atau interaksi yang dilakukan oleh bidan kepada klien
yang membutuhkan atau mempunyai permasalahan dalam bidang pengetahuan dalam
membrekan asuhan kebidanan pada klien. Bidan menggunakan metode pendekatan
pemecahan masalhah dengan difokuskan pada proses sistematis dan analisis dalam
memberikan asuhan kebidanan. Kita menggunakan tujuh langkah varney yaitu :
I.
Pengkajian
II.
Identifikasi diagnosa dan masalah
III.
Identifikasi
diagnosa masalah potensial
IV.
Identifikasi
diagnosa dan kebutukan segera
V.
Intervesi
VI.
Implementasi
VII.
Evaluasi
I. Pengkajian
Data
1.
Data
Subjektif
a. Identitas/
Biodata
a.
Nama
Untuk mengetahui identitas klien, dan untuk membedakan
dengan pasien lain.
b.
Umur
Untuk mengetahui usia bayi, sehingga dapat ditentukan
jenis penanganannya dan jumlah asupan nutrisi yang diberikan
c.
Jenis
kelamin
Mengidentifikasi jenis kelamin bayi.
d.
Suku/
bangsa
Mengetahui adat dan kebiasaan yang ada dilingkungan.
e.
Pendidikan
orang tua
Mengetahui tingkat pengetahuan orang tua, sebagai dasar
kita dalam memberikan HE.
f.
Pekerjaan
orang tua
Mengetahui status ekonomi keluarga.
g.
Alamat
Untuk mengetahui lingkungan sekitar.
b. Keluhan Utama
Mengetahui masalah yang ada pada bayi saat ini sehingga
mudah dalam memberikan asuhan. Masalah yang terjadi pada bayi BBLR adalah suhu
badan, alat pernafasan, pencernaan, organ – organ yang belum matang ataupun
belum sempurna
c.
Riwayat
penyakit kehamilan
Untuk mengetahui status kesehatan dan status obstetrik
pada kehamilan klien, meliputi :
o
Perdarahan : untuk mengetahui apakah selama
kehamilan ibu bayi mengalami pardarahan atau tidak.
o
Preeklamsia : untuk mengetahui apakah selama
kehamilan ibu preeklamsia.
o
Eklamsia : untuk mengetahui apakah
selama kehamilan ibu mengalami eklamsia.
o
Penyakit
kelamin : untuk mengetahui apakah
selama kehamilan ibu mengalami penyakit kelamin.
o
Lain
– lain : untuk mengetahui
apakah ada penyakit selain diatas yang pernah dialami oleh pasien.
d. Kebiasaan
waktu hamil
Mengetahui hal – hal yang dilakukan saat hamil yang
menyebabkan keadaan bayi saat ini, seperti :
o Makanan
: untuk mengetahui makanan apa saja yang dimakan ibu selama kehamilan.
o Obat – obatan
: untuk mengetahui obat - obatan apa yang pernah dikonsumsi oleh ibu.
o Merokok
: untuk mengetahui apakah ibu klien merokok atau tidak selama kehamilan.
o Lain – lain
: untuk mengetahui apakah ada kebiasaan yang dilakukan ibu selama kehamilan
selain diatas.
e.
Riwayat
persalinan sekarang
1). Jenis
perslinan : spontan atau
tindakan
2). Ditolong
oleh : siapa yang menolong
ibu klien
3). Lama persalinan : untuk mengetahui berapa lama ibu klien pada saat
persalinan, kala I maupun kala II.
4). Ketuban pecah : untuk mengetahui apakah ketuban pecah sacara spontan
atau dengan tindakan amniotomi dan lamanya, warnanya, baunya, serta jumlahnya.
5). Komplikasi persalinan: ada
tidaknya komplikasi yang menyertai persalinan atau tidak.
6). Keadaan BBL : nilai APGAR score
f.
Riwayat
penyakit yang pernah diderita
Mengetahui apakah ada penyakit yang berhubungan atau
mempengaruhi keadaan bayi saat ini.
g.
Riwayat
penyakit keturunan atau keluarga
Apakah ada keluarga yang memiliki penyakit menular atau
menurun maupun menahun seperti jantung, asma, DM, hipertensi, TBC, dll.
h.
Pola
kebiasaan
Untuk mengetahiui aktifitas klien sehari – hari, nutrisi,
eliminasi, istirahat/ tidur, personal hygine, aktivitas karena berhubungan erat
dengan status kesehatan ibu klien.
i. Riwayat imunisasi
Mengetahui
imunisasi apa yang sudah atau belum didapatkan.
2.
Data
Objektif
a. Pemeriksaan
umum
Mengetahui kondisi bayi apakah mengalami gangguan atau
tidak yang meliputi KU, BB/ PB, dan TTV.
b.
Pemeriksaan
fisik
Dilakukan dengan tehnik inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi, dari kepala sampai kaki, untuk mengetahui ada tidaknya kelainan.
1.
Inspeksi
o Kepela :
simetris, ada tidaknya benjolan abnormal,
rambut hitam tipis, bersih atau tidak.
o Ubun – ubun :
ubun– ubun besar dan ubun– ubun kecil
belum tertutup.
o Muka :
simetris, sianosis atau tidak.
o Mata :
simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, dan ada strabismus atau tidak.
o Telinga :
simetris, ada sekret atau tidak
o Mulut :
simetris, terdapat labio skisis, labio palato skisi, labio genetopalato skisis
atau tidak.
o Hidung :
simetris, ada polip atau tidak.
o Leher :
ada kaput obstikum, ada pembesaran kelenjar atau tidak.
o Dada :
apakah bentuknya barel (cekung), flanel (tong), pigeon (burung) atau tidak.
o Tali pusat : belum
lepas, segar atau tidak.
o Punggung : ada spina
bifida, terjadi lordosis, kifosis, skoliosis atau tidak.
o Ekstremitas :
terdapat polidaktili, sindaktili, dan brakidaktili atau tidak
o Genetalia : bayi
perempuan dengan labia mayora sudah menutupi labia minora atau belum
o Anus :
lubang anus ada atau tidak.
2. Palpasi
o Hidung : untuk
mengetahui ada fraktur atau tidak.
o Leher : ada
pembesaran pada kelenjar tiroid, kelenjar limfe, ataupun pembesaran pada vena
jugularis atau tidak.
o Abdomen: kembung ( meteorismus ), ada hepatomegali atau
tidak.
o Dada : ada
kripitasi, ada tarikan dada atau tidak.
3. Auskultas
o Dada : apakah
bunyinya yang abnormal seperti ronki, stridor, dan wishing ada atau tidak.
o Abdomen: Terdapat bising usus atau tidak.
c.
Periksaan
Khusus
1). Antropometri
a. lingkar kepala : 33 – 35 cm ( normal )
b. SOB :
32 cm ( normal )
c. MO :
34 cm ( normal )
d. FO :
35 cm ( normal )
e. lingkar dada :
30 – 38 cm ( normal )
f. langkar lengan atas : 10 – 11 cm ( normal )
2). Reflek
o Reflek moro :
reflek terkejut, positif atau tidak.
o Reflek rooting :
mencari rangsangan, positif atau tidak.
o Reflek sucking :
menghisap, positif atau tidak.
o Reflek graphs/ plantar: reflek memegang, positif atau
tidak.
o Reflek walking :
reflek berjalan/ menapak, positif atau tidak
II.
Interpretasi Data
Langkah ini diambil berdasarkan hasil pemeriksaan yang
dilakukan pemerikasaan yang dilakukan kepada pasien :
Diagnosa :
Neonatus dengan BBLR
DS :
diperoleh dari keterangan keluarga.
DO :
diperoleh dari hasil pemeriksaan.
III.
Diagnosa atau masalah potensial
Langkah ini diambil berdasarkan diagnosa atau masalah
yang telah ditemukan berdasarkan data yang ada yang kemungkinan menimbulkan
keadaan parah.
IV.
Tindakan Segera
Mencakup tentang tindakan segera untuk menangani diagnosa
atau masalah potensial.
V.
Intervensi
Berisi tentang asuhan – asuhan yang diberikan kepada
pasien yang sesuai dengan diagnosa atau masalah yaitu :
o Perawatan yang aseptik rasionalnya untuk pencegahan
terjadinya infeksi.
o Berikan nutrisi ASI/PASI, rasionalnya untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya.
o Observasi TTV bayi, rasionalnya untuk mengetahui keadaan
bayi.
o Jaga kehangatan bayi rasionalnya untuk menghindarkan
supaya bayi tidak hipotermi.
o Personal hygine rasionalnya supaya bayi merasa nyaman.
VI.
Implementasi
Berikan tentang asuhan yang seharusnya diberikan kepada
pasien berdasarkan intervensi yang telah direncanakan.
VII.
Evaluasi
Langkah ini merupakan cara untuk mengevaluasi asuhan yang
telah diberikan apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang dibutuhkan klien
dan apakah perlu dilakukan pengulangan atau perbaikan jika asuhan belum
efektif.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
I. PENGUMPULAN DATA / PENGKAJIAN
Pada tanggal : 27-03-2015 Pukul : 14.00 WIB
A.
DATA
SUBJEKTIF
1. Identitas / Biodata
Nama Bayi : bayi Ny “ C “
Umur Bayi : 1 hari
Tgl / jam / lahir :
27-03-2015
Jenis kelamin : Perempuan
No. Status. Reg :
102110
Berat Badan : 2200 gr
Panjang Badan : 45 cm
Nama Ibu : Ny ” C ” Nama Ayah : Tn ” B ”
Umur :
20 tahun Umur : 24 tahun
Suku / Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku / Kebangsaan :
Jawa/Indonesia
Agama :
islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan :
SMP
Pekerjaan :
IRT Pekejaan : Petani
Alamat Rumah :
Jati Pandak Alamat Rumah : Jati Pandak
2. Keluhan Utama :
-
3. Riwayat Penyakit Kehamilan
o
Perdarahan : tidak ada
o
Preeklamsia : tidak ada
o
Eklamsia : tidak ada
o
Penyakit
Kelamin : tidak ada
o
Lain
– lain : tidak ada
4. Kebiasaan Waktu Hamil
·
Makanan : ibu mengatakan sebelum
dan selama hamil ibu makan makanan
dengan menu yang seimbang dan teratur.
·
Obat
– obata / jamu : ibu mengatakan tidak
pernah mengkonsumsi obat – obatan apapun
·
Merokok : ibu mengatakan ibu
tidak pernah merokok
·
Lain
– lain :
tidak ada
5.
Riwayat Persalinana Sekarang
a. Jenis Persalinan : spontan B
b. Ditolong oleh : bidan
c. Lama Persalinan :
o Kala I : 7
jam 10 menit
o Kala II : 30 menit
d. Ketuban Pecah : Spontan
Warna : keruh
Bau : anyir jumlah : 500 cc
e. Komplikasi Persalinan :
o Ibu : PPT
+ KPD
o Bayi : kurang
bulan
f. Keadaan Bayi Bru Lahir
o Nilai APGAR : 6-7
6. Riwayat Penyakit yang pernah diderita
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita
penyakit apapun, misalnya : hipertensi, jantung, TBC, asma, ginjal, dll.
7. Riwayat penyakit keturunan
Ibu mengatakan bahwa kelearga tidak ada yang menderita
atau sedang menderita penyakit menular ataupun penyakit menurun, misalnya :DM,
hipatitis, asma, dll.
8. Pola kebiasaan
Nutrisi : bayi diberikan susu formula
sebanyak 24 cc / 2 jam. ( 100 cc/kg BB/hari
)
Eliminasi :
bayi BAB 2 -3 kali/ hari, BAK 6 – 7 kali/ hari.
Istirahat / tidur : seluruh waktu hanya dipergunakan
untuk tidur, kecuali terbangun karena BAK, BAB dan haus/ lapar.
Personal hygine :
bayi diganti popok tiap habis BAK, BAB, dimandikan 2 kali / hari, tiap pagi dan
sore dan dilakukan perawatan tali pusat.
Aktivitas : bayi hanya melakukan aktivitas
menangis
9. Riwayat Imunisasi :
HB uniject, injeksi Neo K, salep mata (tanggal 27-03-2015).
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
o Keadaan umum : cukup
o Suhu : 36,2 0 C
o Pernafasan : 38 x / menit
o HR : 146 x / menit
o BB : 2200 gr
o PB :
45 cm
2.
Pemeriksaan Fisik secara sistematik
a. Inspeksi
o Kepela : simetris, tidak ada benjolan
abnormal, rambut hitam tipis, bersih
o Ubun – ubun : ubun – ubun besar dan ubun – ubun
kecil belum tertutup.
o Muka : simetris, tidak sianosis
o Mata : simetris, sklera putih,
konjungtiva merah muda, dan tidak strabismus
o Telinga : simetris, tidak ada sekret
o Mulut : simetris, tidak terdapat
labioskisis, labiopalatoskisis, labiogenetopalatoskisis, tidak terdapat
sianosis
o Hidung : simetris, tidak ada polip
o Leher : tidak ada kaput obstikum
o Dada : tidak ada kelainan bentuk
dada seperti : barel cas (cekung), flanet cas (tong),pigeon cas (burung)
o Tali pusat : belum lepas, segar
o Punggung : tidak ada spina bifida, tidak terjadi
lordosis, kifosis, skoliosis
o Ekstremitas : tidak terdapat polidaktili,
sindaktili, dan brakidaktili, tidak terdapat sianosis
o Genetalia :
bayi perempuan dengan labia mayora sudah menutupi labia minora
o Anus :
tidak terdapat hemoroid, terdapat lubang anus.
b. Palpasi
o Hidung :
tidak ada fraktur
o Leher :
tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, kelenjar limfe, ataupun pembesaran
pada vena jugularis
o Abdomen :
tidak kembung ( meteorismus ), tidak ada hepato megali
o Dada :
tidak ada kripitasi
c. Auskultas
o Dada :
tidak ada tambahan bunyi yang abnormal seperti : ronki, stridor, dan
wishing.
o Abdomen :
terdapat bising usus
3.
Pemeriksaan Khusus
a. Antropometri
o Lingkar Kepala : 31 cm
SOB :
37 cm
MO :
36 cm
FO :
35 cm
o Lingkar Dada : 30 cm
o Lingkar Lengan
Atas : 11 cm
b. Refleks
o
Refleks Moro :
+ / + (baik)
o
Refleks Rooting : + / + (baik)
o
Refleks Walking : - (tidak ada)
o
Refleks Plantar : + / + (baik)
o
Refleks Sucking : + / + (baik)
o
Refleks Tonic neck : + / + (baik)
c.
Perkembangan Anak
o Gerakan motorik
kasar : tidak dikaji
o Gerakan motorik
halus : tidak dikaji
o Komunikasi pasif : bayi menangis ketika BAK, BAB,
haus dan lapar
o Komunikasi aktif : tidak dikaji
o Kecerdasan : tidak dikaji
o Menolong diri
sendiri : tidak dikaji
o Tingkah laku : tidak dikaji
II. INTERPRETASI DATA
Identfikasi diagnosa , masalah dan kebutuhan
o Diagnosa : Neonatus Ny ” C ” usia1 hari dengan
BBLR
DS :
-
DO :
K/ U : cukup
BB :
2200 gr
PB : 45 cm
S :
36,20 C
RR :
38 x / menit
HR : 146 x/menit
Tonus otot : kuat
Warna kulit : merah
Lingkar kepala : 31
cm
SOB : 37 cm
MO : 36 cm
FO :
35 cm
o Masalah : BBLR
o Kebutuhan :
- nutrisi :ASI +
PASI 30 cc/ 2 jam
- personal hygine : bayi mandi 2 kali/ hari ( pagi dan
sore )
Popok
diganti tiap kali BAK,BAB
Perawatan
tali pusat 2 kali perhari tiap pagi dan sore.
- Jaga kehangatan bayi : bungkus bayi dengan gedong,
rawat inkubator
- istirahat / tidur : sebagian besar waktu bayi hanya digunakan
untuk istirahat tidur,dan kadang – kadang
terbangun karena BAB, BAK.
Data penunjang (pemeriksaan laboratorium):
|
No
|
Jenis
periksa
|
Hasil
|
Normal
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
5.
|
Darah Lengkap
Hemoglobin
Laju endap
darah
Leukosit
Hitung jenis
leukosit
Eritrosit
Eosinofil
Trombosit
Hematroki/PCV
Gula Darah Puasa
Gula darah
puasa
|
17,6
10300
306000
48%
81
|
L 13,5-18
g/dl
P 11,5-16
g/dl
L 0-13/jam
P 0-20/jam
4000-11000/cmm
1-2/0-1/3-5/54-62/25-33/3-7
L 4,5-6,5
jt/cmm
P 3,0-6,6 jt/cmm
50-300/cmm
150000-450000/cmm
L 40-54%
P 35-47%
70-110 mg/dl
|
III. ANTISIPASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
o
Diagnosa/
masalah potensial : hipotermi, asfiksia neonatorum, Hipoglikemia simtomatik
o
Tindakan
antisipasi : Jaga
kehangatan bayi, observasi keadaan umum dan TTV
IV. TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter SpA untuk pemberian terapi
V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
|
No.
|
RENCANA
|
RASIONAL
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Cuci tangan untuk setiap tindakan
Lakukan perawatan bayi baru lahir
Obsrvasi TTV, BAK, BAB
Berikan nutrisi sesuai kebutuhan
Rawat tali pusat aseptik
Lakukan personal hygine
Jaga kehangatan bayi (rawat inkubator)
|
- Untuk mencegah terjadinya infeksi
- supaya bayi dalam keadaan sehat
- mengetahui perkembangan dan kondisi bayi
- agar bayi mendapatkan cukup cairan dan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi / gizinya.
- untuk mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat.
- agar bayi merasa nyaman dan kebersihannya terjaga.
- untuk menghindari terjadinya hipotermi
|
VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN
|
Tgl / jam
|
Pelaksanaan
|
|
27-03-2015
Jam : 15.00-21.00 wib
|
o
Melakukan perawatan bayi baru lahir, merawat tali pusat, menceboki,
mengganti popok bayi.
o
Melakukan observasi TTV
RR : 38 x /menit
N : 146 x / menit
Suhu : 36,20 C
o
Merawat tali pusat dengan kasa kering dan steril tanpa menambahkan
apapun.
o
Menjaga bayi agar tetap hangat
dengan dibungkus dengan kain hangat dan rawat inkubator.
o
Memberikan susu pada bayi dengan peroral dan menggunakan dot bayi 30 cc/2
jam.
o
Melakukan personal hygine, mengganti popok setelah selesai BAK, BAB.
|
VII. EVALUASI
S : -
O : KU :
Cukup
Kesadaran :
composmentis
BB :
2200 gram
PB :
45 cm
Suhu :
36,20 C
RR :
38 x / menit
HR :
146 x / menit
A – S :
6-7
BAB :
1 kali
BAK :
lancar
A : Neonatus
usia 1 hari dengan BBLR
P : -
lakukan pemberian ASI / PASI dan beri nutrisi sesui kebutuhan
- lakukan perawatan tali pusat dengan kasa
steril
- observasi TTV
- ganti popok
dengan segera jika bayi BAB, BAK
- observasi tanda
– tanda infeksi dan perdarahan tali pusat.
- rawat inkubator
Catatan Perkembangan :
Tanggal
: 28-03-2015 Jam
: 14.00 wib
S
: -
O :
·
KU
: baik
·
S : 36, 1 °C
·
R : 38 x/menit
·
HR : 134 x/menit
·
BAB/BAK
: lancar
A : Neonatus usia 2 hari dengan BBLR
P :
·
Berikan ASI/PASI 30 cc/2 jam
·
Jaga kehangatan bayi
·
Observasi keadaan umum dan TTV
·
Personal hygiene
Catatan Perkembangan :
Tanggal
: 29-03-2015 Jam
: 14.00 wib
S : -
O :
·
KU : Baik
·
S :
36 °C
·
R :
48 x/menit
·
HR :
128 x/menit
·
BAB?BAK :
lancar
·
BB :
2200 gram
·
Memberikan amoxan drop 0,2 ml per oral
A : Neonatus usia 3 hari dengan BBLR
P :
·
Perawatan tali pusat
·
Memberikan ASI/PASI 30 cc/ 2 jam
·
Pulang hari ini
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bayi
dengan berat badan lahir rendah adalah berat badan kurang dari 2.500 gr yaitu
karena umur hamil kurang dari 37 minggu (259 hari) atau bayi yang beratnya
kurang dari seharusnya umur kehamilan. Macam – macam BBLR dapat dibagi menjadi
2 golongan yaitu :
- Prematuritas Murni
- Dismaturitas
Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan dengan
berat badan lahir rendah adalah :
- Gizi saat hamil yang kurang.
- Umur < 20 tahun dan > 35 tahun.
- Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
- Hamil ganda.
- Hidramnion.
- Cacat bawaan
Gambaran Klinis pada BBLR
diantaranya yaitu berat badan, panjang badan, lingkaran dada, lingkaran kepala,
dan usia kehamilan yang kurang dan biasanya reflek pada BBLR belum sempurna
atau masih lemah. Kemudian penyakit atau penyulit pada BBLR diantaranya yaitu
asfiksia Hiperbillirubin, mudah terjadi infeksi, pneumonia aspirasi,
perdarahan, suhu tubuh yang tidaka stabil dan masih banyak lagi penyakit yang
dapat menyerang. Penatalaksanaan pada BBLR yaitu pengaturan suhu lingkungan,
pengaturan makanan ataupun asupan bayi BBLR, serta menghindari infeksi dan
melakukan resusitasi.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan bagi tenaga kesehatan agar dapat menambah wawasan
dalam upaya preventif (pencegahan) pada kasus bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR).
4.2.2 Bagi
Pembaca
Diharapkan pada para pembaca agar menjadikan sebagai salah
satu cara untuk dapat memberikan asuhan yang benar pada bayi dengan berat badan
lahir rendah.
4.2.3 Bagi
Institusi
Diharapkan Institusi agar dapat dijadikan sebagai bahan
tambahan literatur.
4.2.4 Bagi Rumah Sakit
Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit agar dapat membantu
penerapan atau penatalaksanaan bayi dengan BBLR dan menurunkan Angka Kematian
Perinatal.
\
DAFTAR PUSTAKA
·
Pantiawati,
Ika. 2010. Bayi Dengan BBLR.Yogyakarta
: Nuha Medika.
·
Proverati
Atikah Dan Cahyo Ismawati Sulistyorini. 2010. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).Yogyakarta : Nuha Medika.
·
Rukiyah, Ai Yeyeh Dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan
Neonates, Bayi Dan Anak Balita. Jakarta : Trans Info Media.
·
Mochtar,
Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I.
Jakarta : EGC.
·
Prawirohardjo,
Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
·
Buku Acuan Pelatihan PONED Komponen
Neonatal. 2004. DEPKES
RI. Jakarta : JNPK-KR.
·
Prof.
Dr. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis
Obstetri Jilid I. Jakarta : ECG.
·
Prawirohardjo,
Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka.
·
Varness,
Helen, Dkk. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta
: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar