Selasa, 28 April 2015

BBLR



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebahagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram.Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang.Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak hanya karena aspek perekonomian, dimana kejadian BBLR dapat saja tejadi pada mereka dengan status perekonomian yang cukup. Hal ini dapat berkaitan dengan paritas, jarak kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal.
BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan.
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil), gangguan sistem perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan lambat).Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang.
BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akanmemperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan (Depkes RI, 2005).
Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) memerlukan perawatan yang tepat agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bayi seperti yang telah disebutkan diatas.Bidan dan perawat adalah bagian dari pemberi pelayanan yang ikut berperan penting dalam memberikan perawatan pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).Perkembangan bayi dengan BBLR yang dirawat di RS ini sangat tergantung pada ketepatan tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

1.2. Tujuan
1.   Tujuan Umum
Setelah menyusun laporan ini mahasiswa diharapkan dapat mengerti , memahami , dan melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
2.      Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu untuk :
o   Mampu melakukan pengkajian yaitu mengumpulkan data objektif dan data subjektif pada bayi dengan BBLR.
o   Mampu mengantisipasi masalah atau diagnosa kebidanan pada bayi dengan BBLR.
o   Mampu mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa lainnya pada bayi dengan BBLR.
o   Mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera pada bayi dengan BBLR.
o   Mampu mengembangkan rencana asuhan pada bayi dengan BBLR.
o   Mampu melaksanakan rencana efisien dan aman dalam pemberian asuhan kebidanan pada bayi dengan BBLR.
o   Mampu mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada bayi dengan BBLR.
1.3. Ruang Lingkup
Dalam penyusunan laporan ini penulis membatasi masalah hanya pada asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada bayi Ny ” C ” usia 1 hari dengan BBLR  diRuang Neonatus RSUD NGIMBANG LAMONGAN.
1.4  Metode Penulisan
Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan metode :
1.      Studi pustaka dengan menggunakan atau membaca literatur.
2.      Peangumpulan data,
    • Wawancara      : tanya jawab dengan keluarga klien.
    • Observasi         : tanda – tanda vital klien.
    • Pemeriksaan fisik klien.
  1. Sumber data
o   Primer        : S : tanya jawab dengan keluarga pasien.
                          O: observasi TTV dan melakukan pemeriksaan fisik pasien.
o   Sekunder    : diperoleh dari status pasien.
1.5  Pelaksanaan
Praktek kerja lapangan semester VI , mahasiswa STIKES NU TUBAN prodi DIII Kebidanan dilaksanakna di Ruang Neonatus RSUD NGIMBANG LAMONGAN mulai tanggal 23 – 13 Maret 2015.
1.6  Sistematika Penulisan
BAB I              : PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini berisikan latar belakang , tujuan , ruang    lingkup, metode penulisan , pelaksanaan , dan sistematika penulisan.
            BAB II             : TINJAUAN PUSTAKA
Meliputi konsep bayi baru lahir, konsep dasar BBLR, konsep asuhan kebidanan menurut varney
            BAB III            : TINJAUAN  KASUS
Memuat tentang asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien sesuai dengan metode dan langkah varney.
            BAB IV           : PENUTUP
                                    Dalam bab terakhir ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.
            DAFTAR PUSTAKA










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1               Konsep dasar bayi baru lahir
2.1.1        Pengertian bayi baru lahir
Pengertian bayi baru lahir adalah janin yang telah lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup diluar kandungan.
Bayi yang baru lahir adalah bayi dari lahir sampai sampai usia 4 minggu, lahirnya biasanya dengan usia gestasi 38 -42 minggu ( DONNA L.WONG 2002 ).
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu dan berat lahir 2500 gr sampai 4000 gr ( dep. Kes RI 2005 )
Dalam keadaan yang terbatas maka individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain.
2.1.2    Karakteristik bayi baru lahir normal
            a.         usia dalam kandungan 36 – 42 minggu
            b.         berat badan lahir 2500 – 4000 gr
            c.         dapat bernafas dengan teratur dan normal.
            d.         organ fisik lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
            e.         panjang badan 48 – 52 cm
            f.          lingkar dada 30 – 38 cm
            g.         lingkar kepala 33 – 35 cm
            h.         pernafasan 40 – 60 x / menit.
            i.          frekuensi jantung 120 – 160 x / menit.
            k.         kuku agak panjang dan lemah
            l.          rambut lanugo tidak terlihat, rambut biasanya telah sempurna.
m.        kulit biasanya kemerah – merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
n.         genetalia : bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora bayi laki – laki testis sudah Turín dan skrotum sudah ada       
o.         Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
            p.         Reflek moro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.
            q.         Reflek plantar menggenggam sudah baik
r.          eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama. Dan mekonium berwarna hitam kecoklatan.             
2.1.3        Adaptasi fisik bayi baru lahir
Segera setelah bayi baru lahir.bayi baru lahir harus beradaptasi dari keadaan yang sangat bergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi  yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan ibu) yang hangat dan segala kebutuhan nya terpenuhi ( O2 dan nutrisi ) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan dari orang lainuntuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melewati sistem sirkulasi penafasaannya sendiri yang baru,mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup , mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.
Periode adaptasi terhadap kehidupan diluar rahim disebut periode transisi . periode ini berlangsung ingá 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh , transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sitem pernafasan dan sirkulasi , sistem termoregulasi dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glucosa.
o   Perubahan sistem pernafasan
Hipoksia pada akhir persalianan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan diotak.
Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru – paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara dalam paru – paru secara mekanis ( varney , 551 – 552 ).
Interaksiantara sistem pernafasan , kardiofaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan penafasan yang teratur da berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
Upaya pernafasan pertama berfungsi untuk :
-         mengeluarkan cairan dalam paru – paru.
-         Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru – paru untuk pertama kalinya.
o   Perubahan dalam sistem peredaran darah
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan mengantarkanya kejaringan , untuk membuat sirkulasi yang baik guna memenuhi  kehidupan , terjadi dua perubahan :
-         penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
-         Penutupan duktus arterious antara arteri paru – paru dan aorta.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya sehingga menyebabkan perubahan aliran darah.
Peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :
a.       Pada saat tali pusat dipotong
Tekanan atrium kanan menrun karena kurangnya aliran darah ke atrium kanan , hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan , kedua hal ini membantu darah dalam kandung oksigen sedikit mengalir keparu untuk oksigenasi ulang.
b.      Pernafsan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru – paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. O2 dalam pernafasan pertyama menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru – paru.
Peningkatansirkulasi ke paru – paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan .dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunana atrium kiri foramen ovale secara fisiologis akan tertutup.
Dengan pernafasan , kadar O2 dalam darah akan meningkat , danmengakibatkan duktus arteriosus berkontraksi dan tertutup , vena umbilikus , duktus venosus , dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup dalam beberapa menit setelah bayi lahir dan setelah tali pusat diklem.
o   Pengukuran suhu
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit sehingga mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama seorang bayi kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu singkat dengan adanya sterss dingin.
      Mekanisme kehilangan panas oleh tubuh pada BBL :
a.       Evaporasi
Cara kehilangan panas karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh pada saat bayi lahir karena pada saat lahir bayi tidak segera dikeringkan.
b.      Konduksi
Kehilangan panas karena kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin 
c.       Konveksi
Kehilangan panas pada saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin
d.      Radiasi
Kehilangan panas karena pada saat bayi ditempatkan ditempat yang memiliki temperatur yang lebih rendah dari pada tempertur tubuh bayi.


o   Metabilosme glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu , pada bayi baru lahir kadar glukosa darah akan turun dalam waktu cepat ( 1- 2 jam ), bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen, hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen cukup ya ng disimpan dalam hati.
o   Perubahan sistem gastrointestinal
Reflek gumah dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada saat lahir. Sedangkan sebelum lahir pada bayi sudah mulai menghisap dan menelan. Kemampuan untuk menelan dan mencerna ( selain susu ) terbatas pada bayi. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung maíz Belem sempurna yang mengakibatkan. Kapasitas lambungjuga terbatas, kurang dar 30 cc dan bertambah secara lambatsesuai pertumbuhan janin.
o   Perubahan sistem kekebalan tubuh
Sistem imunitas bayi baru lahir belum matang sehingga rentan terhadap infeksi kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya.
-         perlindungan oleh kulit membran mukosa.
-         Fungsi jaringan saluran nafas.
-         Pembentukan koloni mukosa oleh kulit dan anus.
-         Perlindungan kimiaoleh lingkungan asam lambung.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel, oleh sel darah yang membantu membunuhorganisme asin
2.1.4        Penampilan bayi baru lahir
            Pada umumnya penampilan bayi baru lahir sangat lemah. Tetapi hal ini berlangsung singkat dan akan membaik dalam beberapa hari setelah kelahiran. Secara garis besar penampilan dan dan kondisi bayi baru lahir antara lain :
·        Ukuran antropometri
Seperti berat badan bayi baru lahir biasanya 2500 – 4000 gr, panjang badan normalnya 48 – 52 cm, dan lingkar kepala normalnya 33 – 35 cm, pada hari pertama paska kelahiran seringkali berat badan bayi turun, dan dalam 4 – 5 hari berat badan akan naik kembali.
·        Kelopak mata sembab
Selama beberapa hari kelopak mata bayi baru lahir terlihat lembab dan konjungtiva terlihat merah akibat perdarahan ringan, Namur akan membaik dalam beberapa hari.
·        Rambut halus
Bayi baru lahir akan memiliki rambut – rambut halus diwajah maupun disekujur tubuhnya ( lanugo ), terutama pada bayi prematur akan menghilang dalam beberapa hari.
·        Mata berair
Mata bayi baru lahir biasanya berair karena sebagian saluran air matanza Belem terbuka.
·        Bibir kemaluan
Seringkali karena pengaruh hormon ibu yang masuk kesirkulasi darah maka bibir kemaluan bayi perempuan seringkali agak sembab dan Madang disertai dengan keluarnya cairan putih atau kemerahan, ini akan menjadi normal kembali dalam waktu singkat.
·        Kulit
Dalam minggu – minggu pertama kulit bayi akan kering dan mengelupas terutama pada bagian tangan dan kaki.
2.1.5        Reflek – reflek fisiologi pada bayi baru lahir
a. Pada Mata
·        Reflek berkedip atau reflek corneal
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau objek kearah karnea, jika tidak ada reflek maka ada kerusakan pada syaraf craneal.
·        Reflek Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup.


·        Reflek Glabela
Ketukan halus pada glabela ( bagian dahi antara kedua alis ), menyebabkan mata menutup dengan rapat.
            b. Pada Mulut dan Tenggorokan
·        Reflek menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkomunal sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun seperti pada waktu tidur.
·        Reflek muntah
Stimulasi terhadap faring posterioroleh makanan hisapan atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus tetap ada sepanjang hidup.
·        Reflek rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus hilang kira – kira usia 3- 4 bulan.
·         Reflek menguap
Respon spontan terhadap penurunan oksigen dengan meningkatkan jumlah udara insrirasi, harus menetap sepanjang hidup.
·        Reflek ekstruksi
Bila lidah disentuh atau ditekan maka bayi akan respon dengan mendorong keluar,harus menghilang pada usai 4 bln.
·        Reflek batuk
Iritasi mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada sepanjang hidup, biasanya setelah hari pertama lahir.
            c. Ekstremitas
·        Reflek menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dengan dasar kaki menyebabkan fleksi pada tangan dan jari.
·        Reflek babynsi
Tekanan ditelapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperekstensi.
            d. Masa Tubuh
·        Reflek moro
Kejutan atau perubahan secara tiba – tiba yang menyebabkan ekstensi dan aduksi ekstremitas yang tiba – tiba serta menghisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk ”C” dengan diikuti fleksi dan aduksi ekstremitas, kaki depan fleksi dengan lemah.
·        Strartle
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dan fleksi situ tangan tetap menggenggam.
·        Tonik neck
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat kesalah satu sisi, lengan dan kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut.
2.1.6        Penanganan segera pada bayi baru lahir
1.      Pencegahan infeksi
·        Mencuci tangan dengan seksama sebelum dan sesudah bersentuhan langsung dengan bayi.
·        Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi.
·        Semua peralatan yang berhubungan dengan perawatan bayi harus sudah di DTT.
·        Pastikan semua pakaian bayi dalam keadaan bersih.
2.      Melakukan penilaian
·        Apakah bayi menangis kuat dan atau bayi bernafas tanpa kesulitan.
·        Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas.
Jika bayi tidak bernafas atau bernafas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.


3.      Pencegan kehilangan panas
·        Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu melalui pernafasannya.
·        Selimuti bayi dengan selimut atau dengan kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru, yang hangat dan bersih.
·        Tutupi bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
·        Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas sebaiknya pemberian asi harus dimulai pada waktu 1 jam pertama kelahiran.
·        Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Sebelum melakuka penimbangan terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih kering, berat badan bayi dapat dinilai dengan selisih berat badan bayi pada saat berpakaian atau dengan selimut dikurangi dengan berat pakaian atau selimut, bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir.
4.      Membebaskan jalan nafas
5.      Merawat tali pusat dengan menggunakan kasa steril
6.      Mempertahankan suhu tubuh bayi yang normalnya 36,5 – 37,5 0 C
7.      Pencegahan infeksi
Memberikan vit K untuk mencegah terjadinya perdarahan otak karena defisiensi vit K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu vit K peroral 1 mg / hari selama 3 hari dan bayi beresiko tinggi diberi vit K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg im.
Memberikan obat tetes atau salep mata untuk pencegahan penyakit mata karena klamedia ( PMS ) perlu diberikan obat tetes mata pada jam pertama.
8.      Identifikasi bayi
identifikasi bayi yang dilakukan jika bayi tersebut dirawat tidak bersama orang tuanya.
            9.   Pemberian nurtisi sesuai kebutuhan bayi.
                  Pada usia 1 hari 60 – 80 cc/kgBB/hari
                  Pada usia 2 hari 100 cc/kgBB/hari
                  Pada usia 3 hari 120 cc/kgBB/hari
                  Pada usia 4 hari 150 cc/kgBB/hari
                  Pada usia 5 hari 180 cc/kgBB/hari
2.2       Konsep Dasar BBLR
2.2.1    Pengertian BBLR
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). (Sarwono Prawirohardjo, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2004).
     Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir). (Pelatihan PONED Komponen Neonatal, 2004)WHO (1961) mengganti istilah premature dengan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bukan bayi premature.
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram (Arief, 2009). Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau sama dengan 2500 gram disebut premature. Untuk mendapatkan keseragaman pada kongres European Perinatal Medicine II di London (1970), telah disusun definisi sebagai berikut:
1.      Preterm infant (premature) atau bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
2.      Term infant atau bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai dengan 42 minggu (259-293 hari)
3.      Post term atau bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih)
            World Health Organization (WHO) pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low birth weight infant (bayi berat badan lahir rendah/BBLR), karena morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan (maturitas) bayi tersebut. Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara ringkas bahwa bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram.
Klasifikasi BBLR :
BBLR dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1.      Prematuritas murni
Adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai BB sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan yang disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan ( MKB – SMK ). Berdasarkan BB lahir :
1.      BBLR      : BB < 2500gr
2.      BBLSR    : BB 1000-1500gr
3.      BBLASR : BB <1000 gr
2.      Dismaturitas
                  Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, hal ini karena menngalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan ( KMK ) dismatur dapat terjadi pada aterm dan post term.
2.2.1    Etiologi
BBLR dapat disebabkan karena:
1)      Persalinan kurang bulan / premature
     Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu.
Pada umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan janin, gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat daripada waktunya atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan.
Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim.Semakin muda umur kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa gestasi yang kurang (prematur).
2)      Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat).Retardasi pertumbuhan intrauterine berhubungan dengan keaadaan yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta dengan pertumbuhan dan perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi ibu.
Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara kronik dalam waktu yang lama untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.Kematangan fungsi organ tergantung pada usia kehamilan walaupun berat lahirnya kecil.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya berat badan lahir rendah (BBLR) adalah :
1.      Faktor Ibu
a.       Penyakit:
1)      Toksemia gravidarum
2)      Perdarahan antepartum
3)      Truma fisik dan psikologis
4)      Nefritis akut
5)      Diabetes mellitus
b.      Usia Ibu
1)      Usia <16 tahun
2)      Usia >35 tahun
3)      Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
c.       Keadaan social
1)      Golongan social ekonomi rendah
2)      Perkawinan yang tidak sah
d.      Sebab lain
1)   Ibu yang perokok
2)   Ibu peminum alcohol
3)   Ibu pecandu narkotik
2.  Faktor Kehamilan
§  Hamil dengan hidramnion
§  Hamil ganda
§  Perdarahan antepartum
§  Komplikasi hamil : pre-eklampsia / eklampsia, ketuban pecah dini.

3.  Faktor Janin
§  Cata bawaan
§   infeksi dalam rahim
§  Hidramnion
§  Kehamilan ganda
§  Kelainan kromosom
4.               Faktor lingkungan
§   Tempat tinggal dataran tinggi
§   Radias
§   Zat-zat racun.
5.             Faktor yang masih belum diketahui
1)         Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam:
§  Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram
§  Bayi berat lahir sangar rendah (BBLSR) berat lahir <1500 fram
§  Bayi berat lahir eksterm rendah (BBLER), berat lahir <1000 gram
2.  Berdasarkan berat badan menurut usia kehamilan dapat digolongkan:
1.    Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan ( NKBSMK).
2.     Dismaturitas.
      Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat juga:
·        Neonatus Kurang Bulan - Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK).
·        Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK )
·        Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB- KMK ).
2.2.3        Klasifikasi Ciri Bblr
Kriteria
Kurang bulan
Cukup bulan
Lebih bulan
·        PB

·        Proporsi




·        Vitalitas




·        Kulit




·        Papilla mamae
·        Rambut

·        Telinga



·        Telapak kaki



·        Kuku





·        genetalia
< 47 cm

Kepala < 33 cm
Dada < 29 cm
umbilicus dibawah perut

Kurang aktif
tangis lemah
menghisap kurang kuat


merah, lembek
gelatinous transparan
lemak sub kutan tipis


datar
lembut

pipih – lembek



lembut hanya beberapa garis


lembut tak sampai ujung jari




♂ : testis di dalam abdomen atau alkanal
♀ : labia mayora belum menutup
50-52 cm

35, 5 cm
33 cm
Umbilicus diperut



Aktif
tangis kuat, menghisap kuat

Merah muda, segar, lemak subcutan



Positif
Panjang kokoh

Tegak keras



Penuh garis – garis



Keras melebihi ujung jari





♂ : testis di dalam skrotum

♀ : labia mayora sudah menutup
50-52 cm

33, 5 cm
33 cm
umbilicus sama dgn pusat


aktif
kuat
tampak begitu lapar


Merah muda, kering  keriput



Positif
Panjang kokoh

Kenyal



Penuh garis – garis



Keras melebihi ujung jari





♂ : testis di dalam skrotum
♀ : labia mayora sudah menutup

 Penatalaksanaan
setelah BBLR lahir
a.       pertahankan suhu yang sesuai kebutuhan bayi
§  Segera lahir dikeringkan dengan kain lunak bersih dan kering bayi tidak perlu dimandikan setelah tali pusat dipotong harus segera dibungkus dengan kain kering agar tetap hangat diberi topi
§  Letakkan pada tempat yang di hangatkan
§  Usahakan suhu rektal 37 °c dengan suhu ruangan 30-40°c dengan kelembapan 60%
§  Segera susukan bayi pada ibunya
b.      Perhatikan pernafasan
§  Segera bersihkan jalan lahir
§  Segera resusitasi karena kebanyakan dari bblr dan asfiksia
§  Bayi < 34 minggu perlu pengawasan ketat karena  dapat mengalami apnea
c.       nutrisi
§  Pada BBLR denag reflek hisap baik berikan ASI setengah jam setelah bayi baru lahir.
§  Jika BBLR  ASI diberikan lewat sonde
§  Jika ada indikasi medis dapat diberikan PASI
- BB < 1250 gram jatah minum 24x/hari.
- BB 1250 – 2000 gram, jatah minum 12 x/hari.
- BB > 2000 gram jatah minum 8x/hari.
§  Sebaiknya dengan cara menghisap tetapi bila keadaan tidak mmungkin, gunakan sonde lambung permanent yang diganti 2 hari sekali.
2.2.4          Tanda – tanda klinis
a.       Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
§  Berat kurang dari 2500 gram
§  Panjang kurang dari 45 cm
§  Lingkar dada kurang dari 30 cm
§  Lingkar kepala kurang dari 33 cm
§  Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
§  Kepala lebih besar
§  Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
§  Otot hipotonik lemah
§  Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea
§  Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
§  Kepala tidak mampu tegak
§  Pernapasan 40 – 50 kali / menit
§  Nadi 100 – 140 kali / menit
b.      Gambaran klinis BBLR secara khusus :
1)   Tanda-tanda Bayi Prematur
§  BB kurang dari 2500 gr, PB kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang 30 cm.
§  Umur kehamilan kurang dari 37 mg.
§  Kepala relatif lebih besar dari pada badannya.
§  Rambut tipis dan halus, ubun-ubun dan sutura lebar.
§  Kepala mengarah ke satu sisi.
§  Kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltik usus.
§  Tulang rawan dan daun telinga imatur.
§  Puting susu belum terbentuk dengan baik.
§  Pergerakan kurang dan lemah.
§  Reflek menghisap dan menelan belum sempurna.
§  Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan masih belum teratur.
§  Otot-otot masih hipotonis sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua paha abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki fleksi atau lurus.
§  Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita), dan testis belum turun (pada laki laki).
2)      Tanda-tanda pada Bayi Dismatur
§  Preterm sama dengan bayi premature
§  Term dan post term :
a.  Kulit pucat atau bernoda, keriput tipis.
b. Vernik caseosa sedikit/ kurang atau tidak ada.
c. Jaringan lemak di bawah kulit sedikit.
d. Pergerakan gesit, aktif dan kuat.
e. Tali pusat kuning kehijauan.
f. Mekonium kering.
g. Luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan BB.
2.2.5    Karakteristik BBLR
1.      BB < 2500 gr, PB < 45 cm, lingkar kepala < 33 cm, lingkaran dada <30 cm.
2.      Kepala >dari dada
3.      Pernafasan belum teratur dan sering mengalami apneu
4.      Pernafasan sejajar 45-50 kali permenit
5.      Frekuensi nadi 100 – 140 x permenit.
6.      Bayi laki-laki testis sudah turun
7.      payudara dan puting sesuai masa kehamilan
8.      Menghisap cukup kuat.
9.      Gerakannya cukup aktif, tangis cukup kuat
2.2.6    Masalah Pada BBLR
1.      Suhu tubuh
§  Pusat pengatur nafas badan masih belum sempurna
§  Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah
§  Otot bayi masih lemah
§  Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehingga cepat kehilangan panas badan
§  Kemampuan metabolisme panas masih rendah perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar 36o sampai 37o.
2.   Pernafasan
§  Pusat pengatur pernafasan belum sempurna
§  Surfaktan paru-paru masih kurang sehingga perkembangannya tidak sempurna
§  Otot pernafasan dan tulang iga lemah
§  Dapat disertai penyakit-penyakit maka maun membrane, mudah infeksi paru-paru, gagal pernafasan.
3.      Alat pencernaan makanan
·        Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan dengan banyak lemah / kurang baik.
·        Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga pengosongan lambung berkurang
·        Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia.
4.         Hepar yang belum matang (immatur)
·           Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah terjadi hiperbilirubinemia (kuning) sampai kena uterus.
5.            Ginjal masih belum malang (immature)
·           Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna sehingga mudah terjadi edema.
6.            Perdarahan dalam otot
·        Pembuluh darah bayi premature masih rapuh dan mudah pecah
·        Sering mengalami gangguan pernafasan, sehingga memudahkan terjadi perdarahan dalam otak.
·        Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian bayi
·         Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi perdarahan dan nekrosis.
2.2.7         Komplikasi pada BBLR
Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah, terutama berhubungan dengan 4 proses adaptasi pada bayi baru lahir diantaranya:
o        Sistem Pernafasan: Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin
o        Sistem Kardiovaskuler: patent ductus arteriosus
o        Termoregulasi: Hipotermia
o        Hipoglikemia simtomatik
1.      Pada prematur yaitu :
·        Sindrom gangguan pernapasan idiopatik disebut juga penyakit membran hialin karena pada stadium terakhir akan terbentuk membran hialin yang melapisi alveoulus paru.
·         Pneumonia Aspirasi
Disebabkan karena infeksi menelan dan batuk belum sempurna, sering ditemukan pada bayi prematur.

·           Perdarahan intra ventikuler
Perdarahan spontan diventikel otot lateral biasanya disebabkan oleh karena anoksia otot. Biasanya terjadi kesamaan dengan pembentukan membran hialin pada paru. Kelainan ini biasanya ditemukan pada atopsi.
·           Hyperbilirubinemia
Bayi prematur lebih sering mengalami hyperbilirubinemia dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan faktor kematangan hepar sehingga konjungtiva bilirubium indirek menjadi bilirubium direk belum sempurna.
·           Masalah suhu tubuh
Masalah ini karena pusat pengeluaran nafas badan masih belum sempurna. Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapan bertambah. Otot bayi masih lemah, lemak kulit kurang, sehingga cepat kehilangan panas badan. Kemampuan metabolisme panas rendah, sehingga bayi BBLR perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar (36,5 – 37,5 0C)
2.       Pada bayi Dismatur
Pada umumnya maturitas fisiologik bayi ini sesuai dengan masa gestasinya dan sedikit dipengaruhi oleh gangguan-gangguan pertumbuhan di dalam uterus. Dengan kata lain, alat-alat dalam tubuhnya sudah berkembang lebih baik bila dibandingkan dengan bayi dismatur dengan berat yang sama. Dengan demikian bayi yang tidak dismatur lebih mudah hidup di luar kandungan. Walaupun demikian harus waspada akan terjadinya beberapa komplikasi yang harus ditangani dengan baik, diantaranya yaitu :
a.       Aspirasi mekonium yang sering diikuti pneumotaritas Ini disebabkan stress yang sering dialami bayi pada persalinan.
b.      Usher (1970) melaporkan bahwa 50% bayi KMK mempunyai hemoglobin yang tinggi yang mungkin disebabkan oleh hipoksia kronik di dalam uterus.
c.       Hipoglikemia terutama bila pemberian minum terlambat agaknya hipoglikemia ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan glikogen hati dan meningginya metabolisme bayi.
d.      Keadaan lain yang mungkin terjadi ; asfiksia, perdarahan paru yang pasif, hipotermia, cacat bawaan akibat kelainan kromosom (sindrom down's, turner dan lain-lain) cacat bawaan oleh karena infeksi intrauterine dan sebagainya.
Adapun komplikasi pada BBLR jika bayi dismatur adalah, sebagai berikut :
a.    Suhu tubuh yang tidak stabil.
b.   Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR.
c.    Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi.
d.   Ginjal yang immature baik secara otomatis maupun fungsinya.
e.    Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh.
f.     Gangguan immunologik.
2.2.8          Penatalaksanaan
1.         Medikamentosa
Pemberian vitamin K1:
a.       Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
b.      Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 406 minggu)
2.         Diatetik
Pemberian nutrisi yang adekuat :
a.       Apabila daya isap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit demi sedikit
b.      Apabila bayi belum bisa meneteki pemberian ASI diberikan melalui sendok atau pipet
c.       Apabila bayi belum ada reflek menghisap dan menelan harus dipasang siang penduga/ sonde fooding
Bayi premature atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada putting. ASI merupakan pilihan utama:
a.       Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali.
b.      Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan keadaan bayi adalah sebagai berikut

a.       Berat lahir 1750-2500 gram
1)      Bayi sehat
·        Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu
·        Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternative cara pemberian minum.
2)      Bayi sakit
·        Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum seperti pada bayi sehat
·        Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
-         Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
-         Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 segera setelah bayi stabil. Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu
·        Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh; gangguan nafas, kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung:
-         Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
-         Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.
b.       Berat lahir 1500-1749 gram
1)      Bayi sehat
·        Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang dibutuhkan tidak dapat diberikan menggunakancangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke dalam paru (batuk atau tersedak), berikan minum dengan pipa lambung. Lanjutkan dengan pemberian menggunakan cangkir/sendok apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini dapat berlangsung setelah 1-2 hari namun ada kalanya memakan waktu lebih dari 1 minggu)
·        Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (missal setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.
·        Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan sendok/cangkir, coba untuk menyusui langsung.
2)      Bayi sakit
·        Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
·        Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan IV secara perlahan.
·        Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.
·        Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendok apabila kondisi bayi sudah stabil dan bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak
·        Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok, coba untuk menyusui langsung
c.       Berat lahir 1250-1499 gram
1)      Bayi sehat
·        Beri ASI peras melalui pipa lambung
·        Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
·        Lanjutkan pemberian minum mengguanakan cangkir/sendok
·        Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok, coba untuk menyusui langsung
2)      Bayi sakit
·        Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
·        Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan intravena secara perlahan
·        Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
·        Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendok
·        Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok, coba untuk menyusui langsung
d.       Berat lahir (tidak tergantung kondisi)
1)         Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama
2)         Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi pemberian cairan intravena secara perlahan
3)         Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB perhari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
4)         Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendok
5)         Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/sendok, coba untuk menyusui langsung
Suportif
Hal utama yang dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal:
·        Membersihkan jalan napas
·        Memotong tali pusat dan perawatan tali pusat
·        Membersihkan badan bayi dengan kapas nany oil/minyak
·        Memberikan obat mata
·        Membungkus bayi dengan kain hangat
·        Pengkajian keadaan kesehatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
·        Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara:
-         Membungkus bayi dengan menggunakan selimut bayi yang dihangatkan terlebih dahulu
-         Menidurkan bayi di dalam incubator buatan yaitu dapat dibuat dari keranjang yang pinggirnya diberi penghangat dari buli-buli panas atau botol yang diisi air panas. Buli-buli panas atau botol-botol ini disimpan dalam keadaan berdiri tutupnya ada disebelah atas agar tidak tumpah dan tidak mengakibatkan luka bakar pada bayi. Buli-buli panas atau botol inipun harus dalam keadaan terbungkus, dapat menggunakan handuk atau kain yang tebal. Bila air panasnya sudah dingin ganti airnya dengan air panas kembali.
-         Suhu lingkungan bayi harus dijaga
-         Kamar dapat masuk sinar matahari
-         Jendela dan pintu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi hilangnya panas dari tubuh bayi melalui proses radiasi dan konveksi
-         Badan bayi harus dalam keadaan kering
-         Gunakan salah satu cara menghangatkandan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, incubator atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk
-         Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
-         Ukur suhu tubuh dengan berkala
Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah:
·        Jaga dan pantau patensi jalan nafas
·        Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
·        Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang, gangguan nafas, hiperbilirubinemia)
·        Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya
·        Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui
Pemantauan (Monitoring)
1.            Pemantauan saat dirawat
a.       Terapi
·        Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
·        Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu
b.      Tumbuh kembang
·        Pantau berat badan bayi secara periodic
·        Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi dengan berat lahir ≥1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500>
·        Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari:
-         Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari
-         Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan penigkatan berat badan bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
-         Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI hingga 200 ml/kg/hari
-         Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.
2.            Pemantauan setelah pulang
Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan mencegah/mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai berikut:
1)         Setelah pulang hari ke-2,10,20,30, dilanjutkan setiap bulan
2)         Hitung umur koreksi
3)         Pertumbuhan, berat badan, panjang badan dan lingkar kepala
4)         Tes perkembangan, Denver development screening test (DDST)
5)         Awasi adanya kelainan bawaan
6)         Mengajarkan ibu/orang tua cara:
·        Membersihkan jalan napas
·        Mempertahankan suhu tubuh
·        Mencegah terjadinya infeksi
·        Perawatan bayi sehari-hari:
-         Memandikan
-         Perawatan tali pusat
-         Pemberian ASI
-         Dll
7)         Menjelaskan pada ibu (orang tua)
·        Pemberian ASI
·        Makanan bergizi bagi ibu
·        Mengikuti program KB segera mungkin
8)         Observasi keadaan umum bayi selama 3 hari, apabila tidak ada perubahan atau keadaan umum semakin menurun bayi harus dirujuk ke rumah sakit. Berikan penjelasan kepada keluarga bahwa anaknya harus dirujuk ke rumah sakit.
2.2.9          Diagnosis
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka waktu 1 jam setelah lahir, dapat diketahui dengan dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
1.      Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk menegakkan mencari etiologi dan factor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR:
a.       Umur ibu
b.      Riwayat hari pertama haid terakhir
c.       Riwayat persalinan sebelumnya
d.      Parietas, jarak kelahiran sebelumnya
e.       Kenaikan berat badan selama hamil
f.        Aktivitas
g.       Penyakit yang diderita selama hamil
h.       Obat-obatan yang diminum selama hamil
2.      Pemeriksaan fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain:
a.          Berat badan
b.         Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
c.          Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan)
3.         Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:
a.          Pemeriksaan skor ballard
b.         Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
c.          Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah
d.         Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat napas
e.          USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.
2.2.10        Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/preventif adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan:
1.      Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama factor resiko yang yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
2.      Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda-tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatnnya dan janin yang dikandung dengan baik.
3.      Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun)
4.      Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
2.2.11        Perawatan
Perawatan yang dilakukan pada bayi BBLR meliputi :
1.      Mempertahankan suhu tubuh optimal
2.      Mempertahankan oksigenasi
3.      Memenuhi kebutuhan nutrisi
4.      Mencegah dan mengatasi infeksi
5.   Mengatasi hiperbilirubinemia
6.   Memenuhi kebutuhan psikologis
7.   Melibatkan program imunisasi
2.2.12        Pemantauan (Monitoring)
a.    Kenaikan BB dan pemberian minum setelah umur 7 hari
·  Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama. Bayi berat lahir >1500 gram dapat kehilangan BB sampai 10% dari berat lahir. Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi.
·     Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama 3 bulan seharusnya:
150-200 gram seminggu untuk bayi <1500 gram (misalnya 20-30 gram/hari)
 200-250 gram seminggu untuk bayi 1500-2500 gram (misalnya 30-35 gram/hari)
·     Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari:
·     Tingkatkan jumlah ASI dengan 20ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180ml/kg/hari.
·     Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180ml/kg/hari.
·     Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai 200ml/kg/hari.
b.   Tanda kecukupan pemberian ASI
·        Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam
·        Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI
·        BB bayi naik
c.    Pemulangan penderita
·        Bayi suhu stabil
·  Toleransi minum per oral baik, diutamakan pemberian ASI. Bila tidak bisa diberikan ASI dengan cara menetek dapat diberikan dengan alternative cara pemberian minum yang lain
·  Ibu sanggup merawat BBLR di rumah
2.3       Konsep Dasar Asuhan kebidanan menurut Varnay Pada Neonatus
Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau interaksi yang dilakukan oleh bidan kepada klien yang membutuhkan atau mempunyai permasalahan dalam bidang pengetahuan dalam membrekan asuhan kebidanan pada klien. Bidan menggunakan metode pendekatan pemecahan masalhah dengan difokuskan pada proses sistematis dan analisis dalam memberikan asuhan kebidanan. Kita menggunakan tujuh langkah varney yaitu :
                                I.            Pengkajian
                             II.             Identifikasi diagnosa dan masalah
                           III.            Identifikasi diagnosa masalah potensial
                          IV.            Identifikasi diagnosa dan kebutukan segera
                             V.            Intervesi
                          VI.            Implementasi
                        VII.            Evaluasi
I.          Pengkajian Data
1.      Data Subjektif
a.         Identitas/ Biodata
a.       Nama
Untuk mengetahui identitas klien, dan untuk membedakan dengan pasien lain.
b.      Umur
Untuk mengetahui usia bayi, sehingga dapat ditentukan jenis penanganannya dan jumlah asupan nutrisi yang diberikan
c.       Jenis kelamin
Mengidentifikasi jenis kelamin bayi.
d.      Suku/ bangsa
Mengetahui adat dan kebiasaan yang ada dilingkungan.
e.       Pendidikan orang tua
Mengetahui tingkat pengetahuan orang tua, sebagai dasar kita dalam memberikan HE.
f.        Pekerjaan orang tua
Mengetahui status ekonomi keluarga.
g.       Alamat
Untuk mengetahui lingkungan sekitar.
                        b.         Keluhan Utama
Mengetahui masalah yang ada pada bayi saat ini sehingga mudah dalam memberikan asuhan. Masalah yang terjadi pada bayi BBLR adalah suhu badan, alat pernafasan, pencernaan, organ – organ yang belum matang ataupun belum sempurna
c.                   Riwayat penyakit kehamilan
Untuk mengetahui status kesehatan dan status obstetrik pada kehamilan klien, meliputi :
o   Perdarahan             : untuk mengetahui apakah selama kehamilan ibu bayi mengalami pardarahan atau tidak.
o   Preeklamsia            : untuk mengetahui apakah selama kehamilan ibu preeklamsia.
o   Eklamsia                 : untuk mengetahui apakah selama kehamilan ibu mengalami eklamsia.
o   Penyakit kelamin     : untuk mengetahui apakah selama kehamilan ibu mengalami penyakit kelamin.
o   Lain – lain               : untuk mengetahui apakah ada penyakit selain diatas yang pernah dialami oleh pasien.
                        d.         Kebiasaan waktu hamil
Mengetahui hal – hal yang dilakukan saat hamil yang menyebabkan keadaan bayi saat ini, seperti :
o   Makanan                : untuk mengetahui makanan apa saja yang dimakan ibu selama kehamilan.
o   Obat – obatan        : untuk mengetahui obat - obatan apa yang pernah dikonsumsi oleh ibu.
o   Merokok                : untuk mengetahui apakah ibu klien merokok atau tidak selama kehamilan.
o   Lain – lain               : untuk mengetahui apakah ada kebiasaan yang dilakukan ibu selama kehamilan selain diatas.
e.                         Riwayat persalinan sekarang
1).        Jenis perslinan               : spontan atau tindakan
2).        Ditolong oleh                : siapa yang menolong ibu klien
3).        Lama persalinan            : untuk mengetahui berapa lama ibu klien pada saat persalinan, kala I maupun kala II.
4).        Ketuban pecah             : untuk mengetahui apakah ketuban pecah sacara spontan atau dengan tindakan amniotomi dan lamanya, warnanya, baunya, serta jumlahnya.
5).        Komplikasi persalinan: ada tidaknya komplikasi yang menyertai persalinan atau tidak.
6).        Keadaan BBL              : nilai APGAR score
f.                    Riwayat penyakit yang pernah diderita
Mengetahui apakah ada penyakit yang berhubungan atau mempengaruhi keadaan bayi saat ini.
g.                         Riwayat penyakit keturunan atau keluarga
Apakah ada keluarga yang memiliki penyakit menular atau menurun maupun menahun seperti jantung, asma, DM, hipertensi, TBC, dll.
h.                   Pola kebiasaan
Untuk mengetahiui aktifitas klien sehari – hari, nutrisi, eliminasi, istirahat/ tidur, personal hygine, aktivitas karena berhubungan erat dengan status kesehatan ibu klien.
                        i.          Riwayat imunisasi
                                    Mengetahui imunisasi apa yang sudah atau belum didapatkan.
2.      Data Objektif
a.         Pemeriksaan umum
Mengetahui kondisi bayi apakah mengalami gangguan atau tidak yang meliputi KU, BB/ PB, dan TTV.
b.                  Pemeriksaan fisik
Dilakukan dengan tehnik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, dari kepala sampai kaki, untuk mengetahui ada tidaknya kelainan.
                        1. Inspeksi
o   Kepela                : simetris, ada tidaknya benjolan abnormal,    rambut hitam tipis, bersih atau tidak.
o   Ubun – ubun        : ubun– ubun besar dan ubun– ubun kecil belum tertutup.
o   Muka                  : simetris, sianosis atau tidak.
o   Mata                   : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, dan ada strabismus atau tidak.
o   Telinga                : simetris, ada sekret atau tidak
o   Mulut                  : simetris, terdapat labio skisis, labio palato skisi, labio genetopalato skisis atau tidak.
o   Hidung                : simetris, ada polip atau tidak.
o   Leher                  : ada kaput obstikum, ada pembesaran kelenjar atau tidak.
o   Dada                   : apakah bentuknya barel (cekung), flanel (tong), pigeon (burung) atau tidak.
o   Tali pusat : belum lepas, segar atau tidak.
o   Punggung : ada spina bifida, terjadi lordosis, kifosis, skoliosis atau tidak.
o   Ekstremitas          : terdapat polidaktili, sindaktili, dan brakidaktili atau tidak
o   Genetalia : bayi perempuan dengan labia mayora sudah menutupi labia minora atau belum
o   Anus                   : lubang anus ada atau tidak.
2. Palpasi
o   Hidung    : untuk mengetahui ada fraktur atau tidak.
o   Leher      : ada pembesaran pada kelenjar tiroid, kelenjar limfe, ataupun pembesaran pada vena jugularis atau tidak.
o   Abdomen: kembung ( meteorismus ), ada hepatomegali atau tidak.
o   Dada       : ada kripitasi, ada tarikan dada atau tidak.
3. Auskultas
o   Dada       : apakah bunyinya yang abnormal seperti ronki, stridor, dan wishing ada atau tidak.
o   Abdomen: Terdapat bising usus atau tidak.
c.                   Periksaan Khusus
1). Antropometri
      a.   lingkar kepala               : 33 – 35 cm ( normal )
      b.   SOB                            : 32 cm         ( normal )
      c.   MO                              : 34 cm         ( normal )
      d.   FO                               : 35 cm         ( normal )
      e.   lingkar dada                  : 30 – 38 cm ( normal )
      f.    langkar lengan atas        : 10 – 11 cm ( normal )
2). Reflek
o   Reflek moro                 : reflek terkejut, positif atau tidak.
o   Reflek rooting               : mencari rangsangan, positif atau tidak.
o   Reflek sucking  : menghisap, positif atau tidak.
o   Reflek graphs/ plantar: reflek memegang, positif atau tidak.
o   Reflek walking  : reflek berjalan/ menapak, positif atau tidak
II.                Interpretasi Data
Langkah ini diambil berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pemerikasaan yang dilakukan kepada pasien :
Diagnosa          : Neonatus dengan BBLR
DS                   : diperoleh dari keterangan keluarga.
DO                  : diperoleh dari hasil pemeriksaan.
III.             Diagnosa atau masalah potensial
Langkah ini diambil berdasarkan diagnosa atau masalah yang telah ditemukan berdasarkan data yang ada yang kemungkinan menimbulkan keadaan parah.
IV.              Tindakan Segera
Mencakup tentang tindakan segera untuk menangani diagnosa atau masalah potensial.
V.                 Intervensi
Berisi tentang asuhan – asuhan yang diberikan kepada pasien yang sesuai dengan diagnosa atau masalah yaitu :
o   Perawatan yang aseptik rasionalnya untuk pencegahan terjadinya infeksi.
o   Berikan nutrisi ASI/PASI, rasionalnya untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
o   Observasi TTV bayi, rasionalnya untuk mengetahui keadaan bayi.
o   Jaga kehangatan bayi rasionalnya untuk menghindarkan supaya bayi tidak hipotermi.
o   Personal hygine rasionalnya supaya bayi merasa nyaman.

VI.              Implementasi
Berikan tentang asuhan yang seharusnya diberikan kepada pasien berdasarkan intervensi yang telah direncanakan.
VII.           Evaluasi
Langkah ini merupakan cara untuk mengevaluasi asuhan yang telah diberikan apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang dibutuhkan klien dan apakah perlu dilakukan pengulangan atau perbaikan jika asuhan belum efektif.


















BAB III
TINJAUAN KASUS

I.          PENGUMPULAN DATA / PENGKAJIAN
         Pada tanggal :   27-03-2015                                         Pukul : 14.00 WIB
A.           DATA SUBJEKTIF
1. Identitas / Biodata
 Nama Bayi               : bayi Ny “ C “
 Umur Bayi                : 1 hari
 Tgl / jam / lahir          : 27-03-2015
 Jenis kelamin            : Perempuan
 No. Status. Reg        : 102110
 Berat Badan             : 2200 gr
 Panjang Badan         : 45 cm
 Nama Ibu                 : Ny ” C ”                     Nama Ayah                  : Tn ” B ”
 Umur                        : 20 tahun                     Umur                            : 24 tahun
 Suku / Kebangsaan   : Jawa/Indonesia           Suku / Kebangsaan       : Jawa/Indonesia
 Agama                     : islam                           Agama                         : islam
 Pendidikan               : SMA                          Pendidikan                   : SMP
 Pekerjaan                 : IRT                            Pekejaan                      : Petani
 Alamat Rumah          : Jati Pandak                 Alamat Rumah  : Jati Pandak
2. Keluhan Utama         : -

3. Riwayat Penyakit Kehamilan
o   Perdarahan          : tidak ada
o   Preeklamsia         : tidak ada
o   Eklamsia              : tidak ada
o   Penyakit Kelamin : tidak ada
o   Lain – lain                        : tidak ada
4. Kebiasaan Waktu Hamil
·        Makanan                     : ibu mengatakan sebelum dan selama hamil ibu   makan makanan dengan menu yang seimbang  dan teratur.
·        Obat – obata / jamu   : ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat – obatan apapun
·        Merokok                          : ibu mengatakan ibu tidak pernah merokok
·        Lain – lain                         : tidak ada
            5. Riwayat Persalinana Sekarang
                a. Jenis Persalinan     : spontan B
                b. Ditolong oleh        : bidan
                c. Lama Persalinan    :
o Kala I         : 7 jam  10 menit
o Kala II       : 30  menit
 d. Ketuban Pecah     : Spontan         
     Warna : keruh                Bau : anyir     jumlah : 500 cc
e. Komplikasi Persalinan :
o Ibu             : PPT + KPD
o Bayi           : kurang bulan
    f. Keadaan Bayi Bru Lahir
o Nilai APGAR : 6-7



6. Riwayat Penyakit yang pernah diderita
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit apapun, misalnya : hipertensi, jantung, TBC, asma, ginjal, dll.       
7. Riwayat penyakit keturunan
Ibu mengatakan bahwa kelearga tidak ada yang menderita atau sedang menderita penyakit menular ataupun penyakit menurun, misalnya :DM, hipatitis, asma, dll.
8. Pola kebiasaan
Nutrisi                       : bayi diberikan susu formula sebanyak 24 cc / 2 jam. ( 100 cc/kg   BB/hari )
    Eliminasi                   : bayi BAB 2 -3 kali/ hari, BAK 6 – 7 kali/ hari.
 Istirahat / tidur          : seluruh waktu hanya dipergunakan untuk tidur, kecuali terbangun karena BAK, BAB dan haus/ lapar.
Personal hygine         : bayi diganti popok tiap habis BAK, BAB, dimandikan 2 kali / hari, tiap pagi dan sore dan dilakukan perawatan tali pusat.
    Aktivitas                   : bayi hanya melakukan aktivitas menangis
9. Riwayat Imunisasi     : HB uniject, injeksi Neo K, salep mata (tanggal 27-03-2015).
B. DATA OBJEKTIF
     1. Pemeriksaan Umum     
o  Keadaan umum        : cukup
o  Suhu                         : 36,2 0 C
o  Pernafasan                : 38 x / menit
o  HR                           : 146 x / menit
o  BB                           : 2200 gr
o PB                            : 45 cm



        2. Pemeriksaan Fisik secara sistematik
a. Inspeksi
o  Kepela                  : simetris, tidak ada benjolan abnormal, rambut hitam tipis, bersih
o  Ubun – ubun          : ubun – ubun besar dan ubun – ubun kecil belum tertutup.
o  Muka                    : simetris, tidak sianosis
o  Mata                     : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, dan tidak strabismus
o  Telinga                  : simetris, tidak ada sekret
o  Mulut                    : simetris, tidak terdapat labioskisis, labiopalatoskisis, labiogenetopalatoskisis, tidak terdapat sianosis
o  Hidung                  : simetris, tidak ada polip
o  Leher                    : tidak ada kaput obstikum
o  Dada                     : tidak ada kelainan bentuk dada seperti : barel cas (cekung), flanet cas (tong),pigeon cas (burung)
o  Tali pusat               : belum lepas, segar
o  Punggung               : tidak ada spina bifida, tidak terjadi lordosis, kifosis, skoliosis
o  Ekstremitas            : tidak terdapat polidaktili, sindaktili, dan brakidaktili, tidak terdapat sianosis
o  Genetalia               : bayi perempuan dengan labia mayora sudah menutupi labia minora
o  Anus                     : tidak terdapat hemoroid, terdapat lubang anus.
b. Palpasi
o  Hidung                  : tidak ada fraktur
o  Leher                    : tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, kelenjar limfe, ataupun pembesaran pada vena jugularis
o  Abdomen              : tidak kembung ( meteorismus ), tidak ada hepato megali
o  Dada                     : tidak ada kripitasi
c. Auskultas
o  Dada                     : tidak ada tambahan  bunyi  yang abnormal seperti : ronki, stridor, dan wishing.
o  Abdomen             : terdapat bising usus
         3. Pemeriksaan Khusus
             a. Antropometri
o  Lingkar Kepala                  : 31 cm
 SOB                                 : 37 cm
 MO                                   : 36 cm
 FO                                    : 35 cm
o  Lingkar Dada                    : 30 cm
o  Lingkar Lengan Atas          : 11 cm
 b. Refleks
o  Refleks Moro                    : + / + (baik)
o  Refleks Rooting                 : + / + (baik)
o  Refleks Walking                : - (tidak ada)
o  Refleks Plantar                  : + / + (baik)
o  Refleks Sucking                 : + / + (baik)
o  Refleks Tonic neck            : + / + (baik)
c. Perkembangan Anak
o  Gerakan motorik kasar      : tidak dikaji
o  Gerakan motorik halus       : tidak dikaji
o  Komunikasi pasif               : bayi menangis ketika BAK, BAB, haus dan lapar
o  Komunikasi aktif                : tidak dikaji
o  Kecerdasan                       : tidak dikaji
o  Menolong diri sendiri         : tidak dikaji
o  Tingkah laku                      : tidak dikaji

II.        INTERPRETASI DATA
             Identfikasi diagnosa , masalah dan kebutuhan
o  Diagnosa               : Neonatus Ny ” C ” usia1 hari dengan BBLR
DS                   : -
DO                  : K/ U   : cukup
                          BB     : 2200 gr
                          PB     : 45 cm
                          S        : 36,20 C
                          RR     : 38 x / menit
                          HR     : 146 x/menit
Tonus otot                    : kuat
Warna kulit                   : merah
Lingkar kepala  : 31 cm            
SOB    : 37 cm
                                      MO    : 36 cm
                                     FO      : 35 cm
o  Masalah                            : BBLR
o  Kebutuhan                         :
- nutrisi :ASI + PASI 30 cc/ 2 jam
- personal hygine : bayi mandi 2 kali/ hari ( pagi dan sore )
                               Popok diganti tiap kali BAK,BAB
                               Perawatan tali pusat 2 kali perhari tiap pagi dan sore.
- Jaga kehangatan bayi : bungkus bayi dengan gedong, rawat inkubator
- istirahat / tidur : sebagian besar waktu bayi hanya digunakan untuk istirahat tidur,dan kadang – kadang  terbangun karena BAB, BAK.




Data penunjang (pemeriksaan laboratorium):
No
Jenis periksa
Hasil
Normal

1.

2.

3.
4.
5.

6.
7.
8.


9.

5.       
Darah Lengkap
Hemoglobin

Laju endap darah

Leukosit
Hitung jenis leukosit
Eritrosit

Eosinofil
Trombosit
Hematroki/PCV

Gula Darah Puasa
Gula darah puasa


17,6


10300




306000

48%

81

L 13,5-18 g/dl
P 11,5-16 g/dl
L 0-13/jam
P 0-20/jam
4000-11000/cmm
1-2/0-1/3-5/54-62/25-33/3-7
L 4,5-6,5 jt/cmm
P 3,0-6,6 jt/cmm
50-300/cmm
150000-450000/cmm
L 40-54%
P 35-47%

70-110 mg/dl

III.       ANTISIPASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
o   Diagnosa/ masalah potensial : hipotermi, asfiksia neonatorum, Hipoglikemia simtomatik
o   Tindakan antisipasi                          : Jaga kehangatan bayi, observasi keadaan umum dan TTV
IV.       TINDAKAN SEGERA
            Kolaborasi dengan dokter SpA untuk pemberian terapi



V.        MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
No.
RENCANA
RASIONAL
1.
2.
3.

4.

5.

6.

7.
Cuci tangan untuk setiap tindakan
Lakukan perawatan bayi baru lahir
Obsrvasi TTV, BAK, BAB

Berikan nutrisi sesuai kebutuhan

Rawat tali pusat aseptik

Lakukan personal hygine

Jaga kehangatan bayi (rawat inkubator)
- Untuk mencegah terjadinya infeksi
- supaya bayi dalam keadaan sehat
- mengetahui perkembangan dan kondisi bayi
- agar bayi mendapatkan cukup cairan dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi / gizinya.

- untuk mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat.
- agar bayi merasa nyaman dan kebersihannya terjaga.
- untuk menghindari terjadinya hipotermi

VI.       IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN
Tgl / jam
Pelaksanaan
27-03-2015
Jam : 15.00-21.00 wib
o   Melakukan perawatan bayi baru lahir, merawat tali pusat, menceboki, mengganti popok bayi.
o   Melakukan observasi  TTV
RR : 38 x /menit
N    : 146 x / menit
Suhu : 36,20 C
o   Merawat tali pusat dengan kasa kering dan steril tanpa menambahkan apapun.
o    Menjaga bayi agar tetap hangat dengan dibungkus dengan kain hangat dan rawat inkubator.
o   Memberikan susu pada bayi dengan peroral dan menggunakan dot bayi 30 cc/2 jam.
o   Melakukan personal hygine, mengganti popok setelah selesai BAK, BAB.

VII.     EVALUASI
            S          : -
            O         : KU                 : Cukup
                          Kesadaran      : composmentis
                          BB                 : 2200 gram
                          PB                 : 45 cm
                          Suhu               : 36,20 C
                          RR                 : 38 x / menit
                          HR                 : 146 x / menit
                          A – S             : 6-7
                          BAB              : 1 kali
                          BAK              : lancar
            A         : Neonatus usia 1 hari dengan BBLR
P          : - lakukan pemberian ASI / PASI dan beri nutrisi sesui kebutuhan
              - lakukan perawatan tali pusat dengan kasa steril
              - observasi TTV
              - ganti popok dengan segera jika bayi BAB, BAK
              - observasi tanda – tanda infeksi dan perdarahan tali pusat.
              - rawat inkubator
Catatan Perkembangan :
Tanggal : 28-03-2015                                                                                       Jam : 14.00 wib
S          : -
O         :
·              KU                  : baik
·              S                      : 36, 1 °C
·              R                      : 38 x/menit
·              HR                   : 134 x/menit
·              BAB/BAK       : lancar
A         : Neonatus usia 2 hari dengan BBLR
P          :
·        Berikan ASI/PASI 30 cc/2 jam
·        Jaga kehangatan bayi
·        Observasi keadaan umum dan TTV
·        Personal hygiene
Catatan Perkembangan :
Tanggal : 29-03-2015                                                                           Jam : 14.00 wib
S          : -
O         :
·        KU                  :  Baik
·        S                      : 36 °C
·        R                      : 48 x/menit
·        HR                   : 128 x/menit
·        BAB?BAK      : lancar
·        BB                   : 2200 gram
·        Memberikan amoxan drop 0,2 ml per oral
A         : Neonatus usia 3 hari dengan BBLR
P          :
·        Perawatan tali pusat
·        Memberikan ASI/PASI 30 cc/ 2 jam
·        Pulang hari ini

















BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bayi dengan berat badan lahir rendah adalah berat badan kurang dari 2.500 gr yaitu karena umur hamil kurang dari 37 minggu (259 hari) atau bayi yang beratnya kurang dari seharusnya umur kehamilan. Macam – macam BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
  1. Prematuritas Murni
  2. Dismaturitas
Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan dengan berat badan lahir rendah adalah :
  1. Gizi saat hamil yang kurang.
  2. Umur < 20 tahun dan > 35 tahun.
  3. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
  4. Hamil ganda.
  5. Hidramnion.
  6. Cacat bawaan
Gambaran Klinis pada BBLR diantaranya yaitu berat badan, panjang badan, lingkaran dada, lingkaran kepala, dan usia kehamilan yang kurang dan biasanya reflek pada BBLR belum sempurna atau masih lemah. Kemudian penyakit atau penyulit pada BBLR diantaranya yaitu asfiksia Hiperbillirubin, mudah terjadi infeksi, pneumonia aspirasi, perdarahan, suhu tubuh yang tidaka stabil dan masih banyak lagi penyakit yang dapat menyerang. Penatalaksanaan pada BBLR yaitu pengaturan suhu lingkungan, pengaturan makanan ataupun asupan bayi BBLR, serta menghindari infeksi dan melakukan resusitasi.         


4.2       Saran
4.2.1    Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan bagi tenaga kesehatan agar dapat menambah wawasan dalam upaya preventif (pencegahan) pada kasus bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
 4.2.2   Bagi Pembaca
Diharapkan pada para pembaca agar menjadikan sebagai salah satu cara untuk dapat memberikan asuhan yang benar pada bayi dengan berat badan lahir rendah.
4.2.3     Bagi Institusi
Diharapkan Institusi agar dapat dijadikan sebagai bahan tambahan literatur.
4.2.4    Bagi Rumah Sakit
Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit agar dapat membantu penerapan atau penatalaksanaan bayi dengan BBLR dan menurunkan Angka Kematian Perinatal.









\

DAFTAR PUSTAKA

·        Pantiawati, Ika. 2010. Bayi Dengan BBLR.Yogyakarta : Nuha Medika.
·        Proverati Atikah Dan Cahyo Ismawati Sulistyorini. 2010. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).Yogyakarta : Nuha Medika.
·        Rukiyah, Ai Yeyeh Dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonates, Bayi Dan Anak Balita. Jakarta : Trans Info Media.
·        Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC.
·        Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
·        Buku Acuan Pelatihan PONED Komponen Neonatal. 2004. DEPKES RI. Jakarta : JNPK-KR.
·        Prof. Dr. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : ECG.
·        Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
·        Varness, Helen, Dkk. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar